Ia menjelaskan perjuangan reformasi 98 merupakan gerakan koreksi terhadap kekuasaan era sebelumnya.
Sebab, masa jabatan presiden tidak diatur dalam undang-undang dalam era sebelumnya.
"Ketika reformasi kita harus ingat, perjuangan reformasi dan demokrasi bukan turun langit,” kata Masinton dalam acara diskusi Total Politik di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (12/6).
Anggota Komisi XI DPR RI itu mengatakan, reformasi merupakan pejuangan bangsa Indonesia.
“Itu perjuangan reformasi dan demokrasi tahun 97 yang puncaknya di tahun 98 dengan segenap pengorbanan,” ucapnya.
Masinton pun menilai pihak yang memunculkan wacana presiden 3 periode dinilai tak paham hakikat demokrasi, karena reformasi sudah berhasil membatasi masa jabatan presiden.
“Reformasi dan demokrasi mengoreksi kekuasaan lama, maka dikoreksi, dan dilakukan amandemen UUD 1945,” jelas Masinton.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara