WADUH! Rocky Gerung Sentil Prabowo, Sebut Pengangkatan Qodari Blunder Besar: Sinyal Ingin 3 Periode?

- Rabu, 24 September 2025 | 13:20 WIB
WADUH! Rocky Gerung Sentil Prabowo, Sebut Pengangkatan Qodari Blunder Besar: Sinyal Ingin 3 Periode?




POLHUKAM.ID - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung kembali melontarkan kritik pedasnya. 


Kali ini, sasarannya adalah keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yang baru.


Bagi Rocky, langkah yang diambil Prabowo pada Rabu (17/9/2025) lalu ini bukan hanya sebuah kesalahan politik, tetapi sebuah 'reaksi yang buruk' yang mengirimkan sinyal berbahaya terkait masa depan demokrasi Indonesia.


Kritik tajam ini dilontarkan Rocky dalam sebuah perbincangan hangat bersama mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, dalam siniar "Ruang Sahabat".


Rocky menilai, penunjukan Qodari adalah respons yang keliru atas tuntutan publik pasca-demonstrasi besar akhir Agustus lalu.


"Pak Prabowo ingin meng-address tuntutan publik itu, tetapi address-nya juga ngaco, karena mengangkat Qodari," kata Rocky dalam perbincangan yang tayang di YouTube tersebut.


Menurut Rocky, rekam jejak Muhammad Qodari sebagai salah satu penggagas utama wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode adalah 'dosa' politik yang tidak bisa diabaikan. 


Ia khawatir, kehadiran Qodari di lingkar dalam Istana akan memunculkan persepsi liar di tengah masyarakat.


"Qodari mengusulkan tiga periode, artinya Prabowo pakai Qodari supaya dia tiga periode juga, kan begitu persepsinya. Jadi, kita mesti kasih kritik juga bahwa oke, reaksi Prabowo dengan mengangkat Qodari, itu reaksi yang buruk," tutur Rocky dengan gaya khasnya.


Lebih jauh, Rocky menuding Presiden Prabowo seolah tidak mempelajari rekam jejak dan "prestasi antidemokrasi" dari orang yang baru saja ditunjuknya menempati posisi strategis tersebut.


Ia lantas membandingkan reshuffle kedua ini dengan yang pertama, di mana menurutnya Prabowo masih memberikan reaksi yang bagus terhadap tuntutan publik.


"Nah, begitu Qodari diangkat (pada reshuffle kedua), maka negative impression pada presiden, pasti drop," ucapnya.


Rocky Gerung juga menyoroti betapa vitalnya posisi Kepala KSP, yang ia sebut sebagai "orang kedua" di Istana Kepresidenan. 


Ia mempertanyakan logika di balik penempatan figur kontroversial seperti Qodari di posisi sepenting itu.


"Lho, Qodari itu, KSP itu orang kedua lho, di Amerika itu kepala staf presiden orang kedua. Sekarang pertanyaannya, kenapa seorang yang antidemokrasi, memanipulasi konstitusi dengan tiga periode berdasarkan survei semata-mata, atau big data, kata Pak Luhut, diangkat jadi KSP," tutur Rocky.


Menurutnya, kebingungan ini bukan hanya miliknya, tetapi juga menjadi pertanyaan besar di kalangan anak-anak muda dan mahasiswa di berbagai daerah yang ia temui.


"Mereka mengatakan, kok, Pak Prabowo enggak ngerti ya, bahwa demokrasi itu artinya menyelamatkan ide awal konstitusi. Sementara Qodari menghalangi ide awal itu dengan mengusulkan supaya Pak Jokowi tiga periode. Ini catatan negatif," kata Rocky.


Pedas! Blak-blakan di Depan Mahfud MD, Rocky Gerung Sebut Prabowo Ngaco, Mengapa?


Pengamat Politik, Rocky Gerung secara blak-blakan mengkritik telak Presiden Prabowo Subianto yang dianggap tidak mengerti tuntuntan publik. 


Bahkan, menurutnya, perombakan alias reshuffle kabinet yang dilakukan Prabowo saat menanggapi reaksi demonstrasi besar pada Agustus 2025 lalu adalah keputusan terburuk karena mengangkat orang yang dianggap bermasalah.


Kritik keras kepada Prabowo disampaikan Rocky Gerung saat menjadi narasumber di siniar 'Ruang Sahabat' yang tayang di akun Youtube milik Mahfud MD pada Selasa (23/9/2025) kemarin.


Di depan Mahfud MD, Rocky mengungkap keputusan Prabowo yang dianggap kacau lantaran mengangkat M Qodari sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP).


"Pak Prabowo ingin meng-address (menanggapi) tuntutan publik itu, tapi address-nya juga ngaco karena ngangkat Qodari. Jadi Qodari ini ya jadi duri dalam daging juga bukan pada Prabowo pada masyarakat sipil," ungkap Rocky Gerung dilihat pada Rabu (24/9/2025).


Terkait kritiknya kepada Prabowo, Rocky juga mengungkit 'dosa' lama M Qodari karena sempat mengusulkan soal perpanjangan massa jabatan tiga periode Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).


Diangkatnya Qodari dalam pemerintahan, katanya bisa memicu persepsi buruk masyarakat kepada Prabowo.


"Ya Qodari mengusulkan tiga periode (Jokowi). Artinya Prabowo pakai Qodari supaya dia tiga periode juga kan begitu persepsinya kan," ujarnya.


"Jadi kita mesti kasih kritik juga bahwa oke reaksi Prabowo dengan mengangkat Qodari itu reaksi yang buruk," sambungnya.


Lebih lanjut, pendiri lembaga riset Tumbuh Institute itu menyebut Prabowo seolah tidak menyadari Qodari sebagai orang yang antidemokrasi karena mengusulkan agar Jokowi bisa menjabat presiden selama tiga periode.


"Berarti Prabowo tidak pernah pelajari genealogi atau prestasi antidemokrasi dari Qodari. Kan itu dasarnya," ujarnya.


Dia pun menganggap keputusan diangkatnya Qodari sebagai pejabat di Istana bisa menjadi blunder bagi pemerintahan Prabowo.


"Nah, begitu Qodari diangkat maka negative impression pada presiden pasti drop," ungkap Rocky.


Sumber: Suara

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini