POLHUKAM.ID -Politikus Partai Demokrat, Andi Arief, menyoroti persoalan berulangnya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, akar masalah justru terletak pada pola pengelolaan oleh pengusaha warung atau dapur yang terlibat dalam program tersebut.
“Kalau dugaan saya, akarnya adalah pengusaha warung MBG mengambil keuntungan terlalu besar. Mutu jadi nomor dua,” ujar Andi Arief lewat akun X miliknya, seperti dikutip redaksi di Jakarta, Kamis, 25 September 2025.
Ia menjelaskan, meski pengusaha warung atau dapur MBG tentu melakukan investasi, seharusnya mereka tetap berpegang pada tujuan utama program yakni memberikan makanan sehat dan bergizi kepada anak-anak.
“Karena program ini punya tujuan bagus, seharusnya jangan terlalu besar ambil untung,” tegasnya.
Andi Arief kemudian merinci pembagian biaya dalam program MBG yang bernilai Rp15 ribu per porsi. Dari jumlah itu, Rp3 ribu diperuntukkan bagi upah karyawan, Rp2 ribu untuk keuntungan pengusaha, dan Rp10 ribu untuk makanan.
Namun pada praktiknya, anggaran Rp10 ribu untuk makanan sering dipangkas menjadi Rp7 ribu atau Rp8 ribu.
“Inilah akar masalah keracunan dan kurangnya gizi,” katanya.
Meski demikian, Andi menilai program MBG tetap layak dilanjutkan karena memiliki tujuan mulia. Hanya saja, ia menekankan perlunya seleksi lebih ketat terhadap pengusaha warung atau dapur yang menjadi pelaksana.
“Gubernur, wali kota, dan bupati harus ikut mengontrol aktif,” tandasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
HEBOH! Ternyata Ada Simpatisan FPI Jadi Tersangka Penghasutan Penjarahan
Gibran Makin Mumet! Serangan 3 Penjuru Ijazah Sang Wapres: Dituding Lulusan SD, Digugat Rp125 T, Diserbu Pakar Telematika
Waduh! Alumni MDIS Dian Hunafa Diduga Berbohong Soal Riwayat Kuliah Gibran, Kejanggalan Ini Disorot
Prabowo Tidak Nyaman Atas Dukungan Jokowi 2 Periode Dengan Mengarahkan Relawan, Ini Buktinya!