Menurut Refly, pertemuan NasDem, Demokrat, dan PKS beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa koalisi partai tersebut memang tengah berencana untuk mengusung pasangan Anies-AHY pada Pilpres 2024. Namun, wacana pencalonan itu masih berada dalam tahap penjajakan.
"Misalnya, Anies dipasangkan dengan AHY bagaimana respons NasDem dan PKS? Saya rasa PKS oke karena mereka tak punya tokoh," ujarnya dilansir dari di kanal YouTube Refly Harun, Selasa (28/6).
Refly menilai bahwa kebutuhan untuk penjajakan itu terutama datang dari NasDem. "Apakah Surya Paloh akan berkenan? Walaupun katanya AHY sudah dianggap anak sendiri oleh Surya Paloh," tuturnya.
Advokat itu mengatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu bentuk dinamika politik yang biasa dihadapi sehari-hari. Namun, dinamika politik itu tak membuat publik produktif karena masih ada pada level elite.
"Elite tak mendekati rakyat, tetapi saling berdekatan di antara mereka untuk memajukan satu pasangan calon," katanya.
Lebih lanjut, Refly menilai bahwa dinamika itu akan terus berlangsung sampai mendekati tahapan awal Pilpres 2024. Sebab, semua partai politik hanya memiliki tiket separuh, kecuali PDIP.
"Semuanya hanya punya tiket separuh dan harus berkoalisi untuk mengusung pasangan capres di Pilpres 2024, sementara PDIP sudah punya tiket utuh," paparnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Politikus PAN: Prabowo Jadi Presiden Pertama di Era Reformasi Ikut Aksi May Day
Gatot Nurmantyo Bela Dedi Mulyadi: Gubernur Dipilih Rakyat, Bukan GRIB
Abraham Samad Sebut Laporan Jokowi ke Roy Suryo Cs Bentuk Pembungkaman Kritik
Desakan Pemecatan Wakil Presiden Kian Meluas, Aktivis 98: Kehadiran Gibran Sejarah Buruk Bagi Orang Waras!