POLHUKAM.ID -Bahasa politik rivalitas PDIP melalui media sosial (medsos) dianggap kurang bijak, lantaran memotong foto Anies Baswedan saat bersama Ganjar Pranowo dalam rangkaian ibadah haji 1444 Hijriyah.
Pengamat politik dari Citra Institue, Efriza menilai, PDIP sebagai partai politik (Parpol) seharusnya memberikan pembelajaran politik ke publik, khususnya mengenai pelaksanaan pemilu damai.
"Sayangnya PDIP lebih memilih menghadirkan diskursus publik, bukannya mencoba memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (30/6).
Dia menjelaskan, pemotongan foto Anies saat bersama Ganjar dapat memancing perdebatan di antara pendukung kedua bakal capres tersebut.
"PDIP melakukan itu di media sosial, diharapkan terjadinya trending topik, sehingga harapannya adalah menghadirkan rasa simpati masyarakat, juga memancing emosi kelompok Anies," tuturnya.
Padahal menurutnya, secara tidak langsung Ganjar dan Anies yang berfoto bersama saat ibadah haji punya pesan saling menghormati dalam berpolitik.
"Kedua capres saja bisa melakukan silaturahmi saat di Arab, bisa ngobrol dan berdiskusi. Terlihat kedua politisi itu tak menghadirkan perbedaan dalam kehidupan nyata, kecuali hanya berbeda kesempatan untuk maju sebagai capres saja," tandasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Disebut Kudeta Kebijakan, Sri Radjasa Ungkap Tim Internal Polri Dibentuk untuk Lawan Tim Reformasi Presiden
Sri Radja Ungkap Skenario Suksesi Kapolri dan Kandidat Kuda Hitam Pilihan Prabowo
Jokowi Ketakutan dengan Nasib Politik Gibran pada 2029
Refly Harun: Jadi Wali Kota Saja Gibran Tak Layak!