"'Gini aja deh pak, saya ini enggak patheken (ga nafsu banget) jadi menteri, lagi pula kalau urusan desa, saya bisa menggerakan desa tanpa saya harus jadi menteri'," kata Budiman.
Tak ingin jadi caleg lagi
Selain menolak tawaran jadi menteri, Budiman juga menolak untuk kembali dicalonkan PDIP sebagai anggota legislatif pada Pileg 2019. Sebab, Budiman mengaku 10 tahun sebagai anggota legislatif di DPR RI sudah cukup. Penolakan dicalonkan itu bahkan ia sampaikan ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Kenapa, karena orang seperti saya, saya tahu, kalau saya sudah sampai pada periode ketiga di sebuah jabatan yang sama, saya pasti tumpul. Saya akan menjadi liabilities, jadi dua periode cukup," kata Budiman.
Akan tetapi, kata Budiman, PDIP menolak permohonan Budiman. Alih-alih tak dicalonkan, mantan aktivis 98 itu justru diminta pindah daerah pemilihan (dapil). Ia diminta pidah ke dapil yang PDIP mengalami kekalahan pada Pileg 2019, dengan harapan Budiman bisa mengerek suara partai.
Pernyataan Budiman soal penolakan jadi menteri hingga caleg ini untuk membantah isu yang menyebut dirinya meminta jatah menteri ke Jokowi.
"Jadi, ketika berbicara dengan saya, jangan pernah pakai ukuran-ukuran yang sifatnya transaksional. Jangan pakai ukuran transaksional, tapi pakai ide. Kalau once kamu bisa meyakinkan 100 persen ide, saya akan ikut kamu dengan keyakinan. Tapi kalau kamu enggak pernah meyakinkan saya dengan ide, oke, forget about it," kata Budiman.
Sumber: tempo
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara