Didi Irawadi mempersilakan para capres untuk berpidato satu arah hingga menghadirkan panggung-panggung hiburan. Sebab hal itu merupakan bagian dari cara menghibur rakyat.
Tapi secara substansi, kemampuan dan gagasan besar capres baru paripurna jika mampu dipertahankan dalam forum-forum akademis, utamanya di hadapan para mahasiswa kritis.
“Sejatinya kita hendak memilih pemimpin yang pandai, yang punya gagasan hebat dan tidak sekadar jago retorika saja,” tegasnya.
Didi mengingatkan bahwa seorang pemimpin dilihat dari ide besar, gagasan, dan solusi terbaik bagi bangsa. Bukan berdasarkan bagaimana cara dia menghibur rakyat. Maka itu, jika para capres ketakutan menghadiri debat di kampus, maka sebenarnya dia belum cukup pantas untuk jadi pemimpin bangsa.
“Jika anda takut (hadiri debat di kampus), (berarti) anda belum layak dan pantas jadi pemimpin di negeri besar dengan 280 juta rakyat ini,” tutupnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara