Karenanya AHY akan mengumpulkan seluruh kadernya, di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta, Senin (4/9/2023) besok, untuk menentukan arah koalisi atau dukungan Demokrat.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Putra Mahendra mengatakan rapat dengan pengurus pusat rencananya akan digelar pada Senin (4/8/2023) di kantor pusat Partai Demokrat, Jakarta.
"Akan ada pertemuan dengan para pengurus di tingkat pusat. Ini rencananya besok, akan diadakan di hari Senin, 4 September," kata Herzaky dalam keterangannya, Minggu (3/9/2023).
Rapat dengan pimpinan pengurus tingkat daerah akan digelar setelahnya.
Menurut Herzaky, rapat-rapat itu akan menentukan arah koalisi Partai Demokrat usai keluar dari Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan.
"Setelah itu mungkin ke depan baru akan diputuskan berdasarkan harapan masyarakat pro perubahan pro perbaikan," kata dia.
Herzaky menjelaskan konsolidasi itu akan dihadiri oleh pimpinan Partai Demokrat dari seluruh wilayah di Indonesia.
"Bersama para pimpinan Demokrat dari berbagai daerah di pelosok Indonesia," ucap Herzaky.
"Setelah itu ke depannya baru akan diputuskan masyarakan pro perubahan, pro perbaikan yang telah meletakkan aspirasi dan harapannya terhadap Demokrat selama ini, yang disampaikan melalui kader-kader kami di seluruh Indonesia," papar Herzaky.
"Kita akan melangkah kemana krn ini nasib bangsa dan negara yang sedang kita perjuangkan, tentu kita akan dalami betul tiap data dan fakta, serta harapan dari rakyat untuk Indonesia yang lebih baik," kata Herzaky.
Partai Demokrat secara resmi telah mencabut dukungan kepada Anies di Pilpres 2024 pada Jumat (1/9/2023).
Keputusan itu diambil sehari sebelum deklarasi Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar pada Sabtu (2/9/2023).
Demokrat sekaligus juga menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan bersama PKS dan NasDem yang masih mendukung Anies.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memprediksi Partai Demokrat lebih berpotensi bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto.
Menurutnya, Partai Demokrat masih memiliki sejumlah opsi usai memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan. Pertama, membentuk poros baru dengan PKS dan partai lain, bergabung dengan gerbong pengusung Prabowo Subianto, atau opsi lain bergabung dengan koalisi PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo.
Namun, Burhanuddin menilai potensi Demokrat membentuk poros baru atau merapat ke Ganjar lebih kecil mengingat riwayat hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Megawati Soekarnoputri.
"Jadi potensi Demokrat untuk bergabung memang lebih besar ke Pak Prabowo. Meski pun lagi-lagi kita perlu lebih sabar untuk menunggu pergerakan Partai Demokrat ke depan," katanya.
Sumber: wartakota
Artikel Terkait
Indro Tjahyono Sebut Gibran Harusnya Dimakzulkan, Ijazah SD dan Usia di Bawah 40 Jadi Alasan!
Prabowo: Pemimpin Indonesia Harus Ramah, tapi Tegas dan Tidak Boleh Lugu
PSI Ingatkan Publik: Jangan Buru-buru Anggap Jokowi Ditinggal Prabowo
Mendesak Evaluasi! Menteri Hukum Supratman Kini Jadi Sorotan