"Kekuatan itu cenderung menurun. Kenapa? Karena di 2017, di 2019, ada simbol perlawanan yang sah, ada simbol perlawanan yang benar-benar hitam melawan putih, putih melawan hitam," jelasnya.
Dia juga melihat, pada 2024 nanti, pengaruh HRS untuk mengarahkan umat agar memilih Anies masih kuat, meski mungkin terpecah.
"Kalau di 2017 itu 100 persen pendukung HRS mendukung Anies, hari ini bisa kita katakan pecah. Mungkin 70 tetap mengikuti arahan HRS, 30 persennya bisa jadi ke Prabowo, bahkan bisa juga ke Ganjar," urainya.
Tamil mengingatkan, Prabowo dan Ganjar juga memiliki simbol-simbol Islam. Misalnya Ganjar, dia pernah tegas menolak tim sepak bola Israel datang ke Indonesia.
"Itu premis-premis yang sangat disukai umat Islam, terlepas apapun alirannya," katanya.
Sedang Prabowo, tambah Kang Tamil, pada 2017 lalu pernah didukung umat Islam karena mengusung Anies sebagai perlawanan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Apalagi pada 2019, HRS melalui Ijtima Ulama, juga mendukung Prabowo.
"Maka, jika Anies ingin menang pada 2024, atau bisa menggarap suara dukungan dari Habib Rizieq Shihab, dibutuhkan simbol perlawanan yang lebih tegas. Dan saya melihat sampai hari ini belum ada," pungkas Kang Tamil.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Said Didu Beberkan Alasan Proyek Kereta Cepat Busuk: Luhut Sindir Ada yang Buang Badan
Gerakan Sistematis Serang NU: Bukti-Bukti yang Mengungkap Koordinasi Terselubung
Audit Whoosh: Solusi Tuntas Agar Tak Dipermainkan Isu Politik
KPK Tak Perlu Tunggu Laporan! Ini Alasan Whoosh Bisa Segera Diselidiki