POLHUKAM.ID - Tidak puas memberi sindiran sekali untuk mantan Komisaris Utama PT Pertamina, Ahok, Hotman Paris kembali menyampaikan sindiran pedas dan menyebut dirinya jauh lebih kaya dan terkenal daripada mantan Gubernur Jakarta tersebut.
Sebelumnya, Hotman Paris mengaku murka mendengar aksi Ahok ketika blak-blakan mengungkap bobrok PT Pertamina yang beberapa waktu lalu terseret isu korupsi.
Dalam video yang ia buat, Hotman menyebut jika dirinya panas melihat Ahok muncul di beberapa media sosial sambil memberi bocoran mengenai tindakan korupsi yang terjadi selama masih menjabat sebagai orang nomor 1 di PT Pertamina.
Video terbaru Hotman Paris yang diunggah ke laman X oleh akun @LumowaS memperlihatkan aksi pengacara kondang tersebut memberi kritik terhadap Ahok yang blak-blakan membongkar kasus korupsi di perusahaan BUMN ini.
"Saya tidak kenal Ahok, saya lebih kaya dari Ahok. Ungkapan pongah dari seorang yang mulai kehilangan bijak. Tuhan memberikan dia kecerdasan untuk menjadi berkat, tapi kini terlihat dia mulai kehilangan hikmat itu sendiri", tulis unggahan tersebut.
Berada di dalam mobil pribadinya, Hotman Paris menyebut jika dirinya tidak peduli dengan Ahok.
Ia pun mengaku lebih kaya dan terkenal daripada politikus yang terkenal dengan mulut pedasnya ini.
"Saya tidak kenal Ahok, saya gak peduli sama dia, saya lebih kaya dari dia, saya lebih terkenal dari dia. Tapi karena ini menyangkut negara, saya ada pertanyaan, kenapa kau tidak bongkar dari dulu, kenapa baru sekarang kau mau bongkar?" ujar Hotman Paris.
Hotman Paris mengaku menyayangkan aksi Ahok yang baru saja membongkar kasus korupsi PT Pertamina setelah isu tersebut sedang menjadi perbincangan hangat di laman media sosial dan diusut oleh Kejaksaan Agung.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara