Sebagaimana diketahui, dalam pekan ini ada dua acara deklarasi mendukung Anies jadi presiden yang cukup menyedot perhatian publik. Pertama, deklarasi yang digelarĀ massa yang menamakan diri FPI reborn yang dilangsungkan di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (6/6/2022) lalu.
Selang dua hari deklarasi juga digelar sekelompok massa di hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Rabu (8/6/2022), acara yang kedua cukup bikin geger lantaran ditemukan adanya pengibaran bendera yang menjadi simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Bahkan beberapa orang yang hadir pada acara itu mengaku bekas anggota HTT, FPI dan bahkan ada eks-narapidana teroris.
"Menurut saya mereka harus ditindak, kalau perlu ditangkap semua. Ini bukan soal deklarasinya yang salah. Karena deklarasi capres itu hak bagi setiap warganegara. Yang salah adalah pengibaran bendera HTI dan penggunaan nama simbol FPI yang dua-duanya sudah dilarang," katanya saat dihubungi Populis.id pada Kamis (09/06/2022).
"Silakan deklarasi, itu sah-sah saja karena hak setiap warga negara. Asal tidak menggunakan simbol-simbol itu," sambung pria yang juga Ketua DPP Baitul Muslimin Indonesia (BMI), organisasi sayap PDI Perjuangan ini.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara