Tak Rela Jokowi Diolok-Olok, PSI: Para Haters Simpan Luka Yang Tak Pernah Sembuh!

- Jumat, 23 Mei 2025 | 17:00 WIB
Tak Rela Jokowi Diolok-Olok, PSI: Para Haters Simpan Luka Yang Tak Pernah Sembuh!

POLHUKAM.ID - Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka prihatin dengan serangan bertubi yang dilayangkan kepada Presiden ke-7 Joko Widodo


Dia menyebut bahwa tindakan mengolok-olok Jokowi belakangan seperti sudah menjadi kebiasaan bagi pihak-pihak yang tidak menyukai ayah dari Kaesang Pangarep itu


"Akhir-akhir ini, mengolok-olok Jokowi tampaknya telah menjadi semacam kebiasaan yang tidak sehat—kebiasaan yang bahkan dirayakan, seolah menghina pemimpin adalah bentuk tertinggi dari kebebasan berpikir," ungkap Dedy Nur dikutip dari X, Jumat (23/5/2025)


Dedy kembali mengingatkan bahwa Jokowi sudah banyak berperan bagi pembangunan bangsa selama dua periode menjadi presiden


"Padahal, yang mereka olok-olok adalah seseorang yang telah bekerja membangun bangsa tempat mereka berpijak. Jokowi bukan tokoh sempurna, tetapi rekam jejaknya sebagai pemimpin yang bekerja, membangun dari Sabang sampai Merauke, bukan sesuatu yang bisa dihapus hanya dengan ejekan," ungkapnya


Dedy menganalisa, olok-olok terhadap Jokowi tak melulu karena logika.


Dia menduga, ada pihak-pihak yang 'dendam' dengan Jokowi lantaran tersingkir dari lingkaran kekuasaan


"Olok-olok itu seringkali bukan karena logika, tetapi karena luka pribadi yang tidak selesai. Barangkali ada yang pernah merasa kecewa karena tidak didengar, tidak dianggap, atau bahkan tersingkir dari lingkaran kekuasaan. Mungkin ada yang merasa menjadi korban keputusan yang menyakitkan di masa pemerintahannya," katanya


Meski demikian, menurutnya, harusnya kebencian itu tak menjadikan seseorang mempermalukan pemimpin bangsa seperti Jokowi


"Namun, kekecewaan pribadi tidak bisa menjadi dasar pembenaran untuk mempermalukan seorang pemimpin bangsa. Bangsa ini terlalu besar untuk diseret-seret ke dalam drama psikologis segelintir orang yang tidak bisa membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan publik.


Di sinilah bangsa ini butuh dosis kedewasaan. Bersikap seperti anak-anak yang menangis karena tidak diberi permen, lalu guling-guling di lumpur kebodohan sambil salto emosional—itu bukan bentuk protes yang cerdas, melainkan bentuk keputusasaan yang menyedihkan," imbuhnya.


👇👇


TAGS


Tak Mempan Diserang


Sebelumnya, Dedy Nur Palakka meyakini berbagai upaya untuk menjatuhkan nama baik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, tak akan berhasil.

Halaman:

Komentar

Terpopuler