POLHUKAM.ID - Nama Presiden Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut dalam bursa Calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Menanggapi hal itu, Jokowi mengaku belum melirik partai berlambang Ka'bah tersebut. Terlebih, saat ini banyak nama besar yang masuk dalam kandidat ketua PPP.
"Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi," ujar Jokowi usai Salat Idul Adha, Jumat (6/6).
"Calon yang sudah beredar kan banyak. Banyak sekali," lanjutnya.
Jokowi mengaku lebih memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini dipimpin anak bungsunya, Kaesang Pangarep.
"Saya di PSI saja lah," ujar dia.
Meski demikian, Jokowi mengatakan sampai saat ini dirinya belum mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI.
Ia juga tidak menjawab saat ditanya apakah sedang mempertimbangkan partai lain.
"Ya nggak tahu (mau masuk partai lain atau tidak). Di PSI juga belum dicalonkan," terangnya.
Mahkamah Partai: PPP Dipimpin Jokowi, Insya Allah Kembali ke DPR!
Ketua Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ade Irfan Pulungan menilai Joko Widodo (Jokowi) dapat mengantarkan partai berlambang Ka'bah itu kembali ke DPR pada 2029.
Menurutnya, Presiden ke-7 Republik Indonesia itu merupakan sosok yang layak memimpin PPP untuk periode berikutnya.
โKalau ada yang menawarkan beliau menjadi Ketua Umum PPP, itu sangat luar biasa. Dan kalau dia merespons itu, menurut saya sebuah anugerah bagi PPP," ujar Irfan saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (27/5/2025).
"Insya Allah kalau PPP dipimpin oleh Pak Jokowi, insya Allah bertiga dan kembali ke Senayan. Mudah-mudahan bisa menjadi lima besar sehingga mendapat pimpinan di DPR," sambungnya.
Sebagai informasi, PPP untuk pertama kalinya gagal mendapatkan kursi di DPR sejak mengikuti pemilihan umum (pemilu) sejak 1977.
Dalam Pemilu 2024, partai berlambang Ka'bah itu mendapatkan 5.878.777 suara atau 3,87 persen suara.
Angka tersebut tak mencapai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen.
Menurut Irfan, Jokowi merupakan sosok yang tepat untuk memimpin PPP.
Pengalamannya di bidang politik dan pemerintahan tentu menjadi sangat tepat untuk memimpin partai berlambang Ka'bah itu.
Apalagi, Irfan melihat Jokowi sebagai sosok yang mengerti sejarah dan perkembangan PPP selama ini.
"Tentu sosok-sosok yang seperti itu saya pikir cukup capable jika PPP itu dipimpin oleh orang yang sudah memiliki pengalaman politik yang cukup panjang, ya, dan cukup lama pengalaman dari pemerintahannya untuk bisa memimpin sebuah partai," ujar Irfan.
Irfan mengatakan, PPP saat ini membutuhkan pembenahan dan orang yang tepat melakukan hal tersebut adalah Jokowi.
"Saya pikir figur Pak Jokowi yang cocok untuk memimpin PPP supaya ada pembenahan, ya, ada semacam pembaruan, ya, transformasi yang dilakukan oleh Pak Jokowi," ujar eks Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) itu.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP, Romahurmuziy atau Rommy, mengungkap sejumlah nama dari eksternal yang masuk bursa calon ketua umum PPP.
Mereka adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan eks Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Bahkan, Rommy menyebut pernah membujuk Anies untuk menjadi ketua umum PPP. Ia juga mengaku sudah berkonsultasi dengan Jokowi terkait nama Amran Sulaiman.
"Saya berusaha sebisa mungkin agar partai ini kembali ke Senayan. Effort untuk ke situ mahaberat, mengingat belum ada satu sejarah pun sejak 1998, partai yang terlempar dari Senayan, mampu kembali," ujar Rommy, Senin (26/5/2025).
"Karenanya, dibutuhkan extraordinary power dan extra ordinary leader untuk memimpin PPP. Karenanya, saya berusaha membujuk banyak tokoh yang saya nilai mampu, baik karena ketokohannya," sambungnya.
Jokowi Mau Gabung PSI, Analisa Pengamat: Demi Selamatkan Nama Baiknya Pasca Lengser Presiden!
POLHUKAM.ID - Pengamat politik Citra Institute, Efriza, menganalisa Joko Widodo atau Jokowi mau gabung PSI demi selamatkan nama baiknya usai lengser dari jabatan Presiden.
Tidak saja nama baiknya, Jokowi dianalisa mau selamatkan legasi dan nama baik keluarganya pasca tak lagi menjabat sebagai presiden.
Jokowi tak bisa menikmati masa pensiunnya karena dihantam banyak isu miring pasca selesai menjabat presiden.
Lebih dari itu, Efriza memperkirakan Jokowi tidak mau kehilangan muka pasca lengser dari pemerintahan, sehingga harus kembali berpolitik secara aktif melalui PSI besutan anaknya Kaesang Pangarep.
"Di sisi lain, ia juga harus menyelamatkan nama baik dirinya, legacynya, dan keluarganya," tegas dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) itu, Sabtu (17/5).
Munculnya nama Joko Widodo sebagai kandidat kuat calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memunculkan pertanyaan bagi publik.
Menurut Efriza, dengan diwacanakannya Jokowi sebagai caketum kuat PSI menandakan ada kegelisahan dari Jokowi.
"Jokowi jelas resah dirinya jika pasca tak punya jabatan politik ia hanya momong cucu," tutur Efriza.
Di samping itu,dia meyakini Jokowi tak bisa menikmati masa pensiunnya, karena dihantam banyak isu miring pasca selesai menjabat presiden.
"Sebab banyak kelompok maupun juga di publik menanyakan pola pengelolaan pemerintahan di masa dirinya yang banyak permasalahan," kata pengamat politik lulusan S2 Universitas Nasional (UNAS) ini.
Jokowi Kalkulasi Maju Jadi Ketum PSI: Jangan Sampai Saya Kalah!
POLHUKAM.ID - Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo atau Jokowi tak menutup kemungkinan ikut mendaftar sebagai calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang saat ini dipimpin oleh anaknya, Kaesang Pangarep.
Jokowi mengatakan ia masih memperhitungkan peluangnya memenangkan pemilihan Ketua Umum PSI.
Pria yang lima kali memenangkan kontestasi politik itu mengaku tidak ingin kalah bersaing di pemilihan Ketum PSI.
"Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut saya kalah," kata Jokowi, Rabu (14/5).
Jokowi sendiri hingga saat ini belum mendaftar sebagai calon ketua umum PSI.
Menurutnya, ia masih punya cukup waktu untuk memutuskan untuk bergabung atau tidak ke partai berlambang mawar itu.
"Belum (mendaftar). Kan masih panjang, seingat saya masih Juni," kata dia.
Pemilihan Ketua Umum PSI rencananya akan dilaksanakan dengan mekanisme e-voting, di mana setiap anggota partai memiliki hak suara untuk memilih calon ketua umum.
Menurut Jokowi, mekanisme itu menjadi tantangan tersendiri.
"Ya belum tahu (seberapa besar peluang menang). Yang saya tahu katanya mau pakai e-voting, one man, one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," kata dia.
๐๐
Sebelumnya, Jokowi diharapkan maju untuk mendaftarkan diri menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
PSI yang kini dipimpin putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep tengah membuka pendaftaran calon ketua umum baru mereka.
Pendaftaran dibuka hingga 31 Mei mendatang di Kantor Pusat PSI, Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kemudian apakah Pak Jokowi akan menjadi calon? Kita doakan," kata Wakil Ketua Umum sekaligus Ketua Steering Committee (SC) Pemilu Raya Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman di DPP PSI, Jakarta, Selasa (13/6).
Sumber: CNN
Artikel Terkait
Tolak Pencaplokan Empat Pulau, Massa Kibarkan Bendera Bulan Bintang
Balas Pengacara Jokowi, Roy Suryo Ngakak Pamer Ijazah Asli Bikin Negara Chaos: Logika Srimulat!
Tetap Tolak Rapat di Hotel, Dedi Mulyadi: Lebih Baik Uangnya untuk Rakyat
Pengamat: Tindakan Agresif Menantu Jokowi di Polemik Empat Pulau Kuatkan Adanya Sumber Migas!