Geram Disebut Sakit Jiwa Oleh Luhut, Rismon: Ini Hak Warga Negara Cari Kebenaran!

- Jumat, 13 Juni 2025 | 14:50 WIB
Geram Disebut Sakit Jiwa Oleh Luhut, Rismon: Ini Hak Warga Negara Cari Kebenaran!




POLHUKAM.ID - Pakar Digital Forensik, Rismon Sianipar, merespons keras pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebutnya sakit jiwa karena aktif mengkritisi dugaan kejanggalan dalam ijazah Jokowi.


Rismon menegaskan bahwa isu ijazah dan skripsi bukan perkara remeh.


Terlebih, Luhut sendiri diketahui mendirikan dan membina sebuah perguruan tinggi yakni Institut Teknologi Del (IT Del) di Sumatera Utara.


“Masalah skripsi ini bukan masalah sepele ya, harusnya Pak Luhut sadar, yang juga memiliki universitas sendiri, IT Del,” ujar Rismon, Jumat (13/6/2025).


Dikatakan Rismon, skripsi dan ijazah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia akademik.


Bila ada dugaan penggunaan teknologi yang tidak sesuai dengan era penyusunan skripsi, maka keabsahannya layak dipertanyakan.


“Kalau skripsinya memang menggunakan teknologi yang tidak sesuai zamannya, menggunakan teknologi masa depan di tahun 1985, maka dipastikan skripsi itu palsu,” tegasnya.


Ia juga membantah tudingan bahwa dirinya digerakkan oleh pihak asing atau kelompok tertentu yang ingin menjatuhkan mantan Presiden.


“Jadi ini bukan soal pendana atau seperti yang disebut Pak Luhut bahwa ini proksi dari asing. Tidak. Ini usaha warga negara, rakyat seperti kami untuk mencari kebenaran,” Rismon menuturkan.


Baginya, pertanyaan soal keabsahan ijazah dan identitas pemimpin negara adalah bentuk kepedulian warga negara terhadap transparansi dan integritas pejabat publik.


"Itu hak warga untuk mencari kebenaran dan ingin tahu, kebenaran identitas ataupun ijazah dari pemimpin sebelumnya dari negara ini,” kuncinya.


Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menanggapi isu soal polemik ijazah dan skripsi milik mantan Presiden Jokowi yang terus mencuat di ruang publik.


Di sela-sela International Conference on Infrastructure, pada Kamis (12/6/2025), Luhut meminta masyarakat untuk tidak terpancing membahas isu-isu yang menurutnya tidak substansial.


“Jangan sakit jiwa semua, apa yang dibicarakan yang enggak perlu-perlu. Bicara yang inilah, yang penting mengenai keadaan dunia ini,” kata Luhut.


Menurutnya, energi bangsa seharusnya lebih diarahkan pada diskusi yang membangun, seperti tantangan global dan dampaknya terhadap perekonomian nasional, bukan terjebak dalam polemik lama yang berulang.


Luhut juga menegaskan bahwa persoalan ijazah maupun skripsi mantan Presiden Jokowi sudah tidak relevan untuk terus diperdebatkan.


Apalagi jika itu sampai menimbulkan beban terhadap pemerintahan baru yang kini dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.


“Jangan sampai masalah seperti itu membebani Presiden Prabowo. Sudah, tak perlu diprovokasi terus,” tambahnya.


Ia mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dan tidak memperkeruh situasi dengan isu yang dianggapnya tidak produktif.


TAGS


Sumber: Fajar

Komentar