POLHUKAM.ID - Perkembangan terbaru di Jalur Gaza dan jazirah Arab semakin menyingkap sifat ekspansionis rezim Israel terhadap negara-negara di kawasan. Demikian ditegaskan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei.
Esmaeil Baghaei mengatakan klaim perdana menteri Israel tentang niatnya untuk mewujudkan gagasan 'Israel Raya' mencakup sebagian besar wilayah Arab dan Islam, menunjukkan bahwa rezim tersebut tidak mengenal batas dalam hal tujuan ekspansionisnya.
"Genosida Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza dan Tepi Barat, secara bersamaan - sembari mengincar wilayah Yordania, Suriah, Lebanon, dan bahkan sebagian besar Arab Saudi - jelas menunjukkan bahwa rezim tersebut merupakan ancaman bagi keamanan dan stabilitas kawasan," ujarnya berbicara kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers pekanan pada Senin (18/8/2025).
Baghaei mengatakan bahwa semua negara di kawasan semakin menyadari kelanjutan ekspansionisme Israel. Ia memperingatkan, jika ekspansionisme rezim Israel tidak dikekang, kawasan niscaya akan menghadapi perang. "Perang tanpa akhir" ujarnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada media Israel Selasa lalu bahwa ia merasakan keterikatan yang mendalam dengan visi 'Israel Raya' yang merujuk pada wilayah Palestina yang diduduki Israel serta sebagian Mesir, Yordania, Suriah, dan Lebanon. Ia menggambarkannya sebagai sebuah misi historis dan spiritual.
Sehari kemudian, Baghaei, dalam sebuah pernyataan, mengecam keras rencana 'Israel Raya' perdana menteri Israel tersebut. Ambisi itu jelas-jelas merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prinsip-prinsip dasar hukum internasional.
Gerakan perlawanan Palestina Hamas juga mengecam dukungan Netanyahu terhadap apa yang disebut skema 'Israel Raya'. Hal itu mencerminkan 'kegilaan dan kegilaan; yang mendasari perilaku Zioni dan kelompok penguasa ekstremisnya.
Para menteri luar negeri negara-negara Arab dan Muslim pada Sabtu mengecam pernyataan tentang 'Israel Raya'.
Dalam pernyataan bersama, para menteri tersebut mengatakan bahwa pernyataan Netanyahu dan para menterinya merupakan pelanggaran terang-terangan dan berbahaya terhadap hukum internasional.
"Pernyataan tersebut juga merupakan ancaman langsung terhadap keamanan nasional Arab, kedaulatan negara, serta perdamaian dan keamanan regional dan internasional," demikian pernyataan yang disiarkan oleh Saudi Press Agency.
Penandatangan dokumen tersebut antara lain menteri luar negeri Arab Saudi, Aljazair, Bahrain, Bangladesh, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Gambia, Indonesia, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maladewa, Mauritania, Maroko, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestina, Qatar, Senegal, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Suriah, Turki, UEA, dan Yaman. Sekretaris jenderal Liga Negara-negara Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Dewan Kerja Sama Teluk termasuk ikut mengecam.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid