Gelombang Protes Berdarah, Menteri Nepal Terpaksa Dievakuasi Pakai Helikopter

- Rabu, 10 September 2025 | 16:45 WIB
Gelombang Protes Berdarah, Menteri Nepal Terpaksa Dievakuasi Pakai Helikopter


POLHUKAM.ID - 
Gelombang protes besar-besaran di Nepal memasuki fase genting setelah Perdana Menteri KP Sharma Oli resmi mengundurkan diri pada Selasa (9/9/2025).

Keputusan itu diambil sehari setelah bentrokan antara polisi dan massa berujung tragedi, menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai ratusan lainnya.

Namun, pengunduran diri Oli tidak serta-merta meredakan situasi.

Justru, eskalasi protes membuat pemerintah Nepal mengambil langkah darurat dengan mengevakuasi para menteri dan pejabat tinggi menggunakan helikopter militer.

Menurut laporan The Kathmandu Post, helikopter milik Angkatan Darat Nepal terlihat hilir mudik di langit Kathmandu, khususnya di kawasan Bhaisepati.

Sejumlah menteri diangkut dari kediaman mereka menyusul serangan massa terhadap rumah-rumah politisi serta kantor partai.

Rekaman helikopter sipil maupun militer yang digunakan dalam evakuasi itu tersebar luas di media sosial dan menjadi viral, menandai betapa gentingnya situasi politik di negara Himalaya tersebut.

Langkah evakuasi diambil setelah sejumlah kantor partai dan rumah pejabat menjadi sasaran amukan massa yang menuntut perubahan pemerintahan secara total.

Polisi yang sebelumnya dikerahkan untuk menghalau demonstran kewalahan menghadapi gelombang protes yang membesar sejak akhir pekan lalu.

Pengunduran diri Oli menambah ketidakpastian politik di Nepal yang selama bertahun-tahun dilanda instabilitas pemerintahan.

Sejumlah pengamat menilai krisis kali ini bisa menyeret Nepal pada kekosongan kepemimpinan jika tidak segera ada kesepakatan politik antarpartai.

Sementara itu, ribuan demonstran masih bertahan di jalan-jalan utama Kathmandu, menuntut reformasi menyeluruh dan perombakan total dalam sistem politik.

Pemerintah sementara disebut tengah mempertimbangkan opsi memberlakukan keadaan darurat jika situasi tidak kunjung terkendali.

Sumber: wartakota

Komentar