Melansir dari siaran resminya, Jumat (17/06), data statistik Kaspersky dari 2019–2021 menunjukkan lanskap ancaman malware seluler di Indonesia mengalami penurunan sebesar 32,51%. Selain itu, ancaman malware mobile banking di Indonesia juga mengalami penurunan signifikan, yaitu sebesar 75,49% dalam tiga tahun terakhir.
Meskipun terjadi penurunan jumlah serangan terhadap pengguna perangkat mobile di Indonesia, pengguna jangan lengah. Para pakar Kaspersky memperingatkan serangan bisa saja menjadi makin canggih, baik serangan malware maupun fungsionalitas perangkat.
Pada periode pelaporan, setelah lonjakan pada semester kedua 2020, aktivitas kejahatan dunia maya secara bertahap mereda, tidak ada berita global atau kampanye besar, dan topik Covid-19 mulai memudar. Pada saat yang sama, pemain baru terus muncul di arena siber karena malware menjadi lebih canggih. Dengan demikian, penurunan jumlah keseluruhan serangan dikompensasikan oleh dampak yang lebih besar dari serangan yang berhasil.
Produk Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 375.547 deteksi ancaman malware seluler di Indonesia tahun lalu dengan deteksi terbanyak terjadi pada kuartal dua (April-Juni) dengan 123.602 deteksi. Dari lebih setengah juta (556.482) deteksi ancaman terhadap pengguna Indonesia yang terdeteksi oleh Kaspersky di 2019, ini turun sebesar 32,51% pada 2021.
Selain itu, jika dibandingkan dengan tahun 2020, statistik juga menunjukkan sedikit penurunan sebesar 0,90% dengan 378.967 seluler ancaman malware terdeteksi pada periode tersebut. Statistik di atas, meski menurun, masih menempatkan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan deteksi malware seluler terbanyak pada tahun 2021 secara global; kemudian menyusul Rusia, Ukraina, dan Turki.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid