Bank Dunia pun telah memberi peringatan tentang ancaman resesi ekonomi ini. Dalam laporan 'Global Economic Prospect' edisi Juni 2022 yang dirilis oleh Bank Dunia atau World Bank, menyebut negara-negara Eropa Timur adalah 'korban' potensial resesi. Kawasan Amerika Latin juga diperkirakan tumbuh 2,2% tahun ini, namun risiko resesi di kawasan tersebut tidak tertutup.
Amerika pun di tengah ancaman resesi ekonomi. Di tengah inflasi umum yang melesat, AS melaporkan inflasi inti di negara tersebut justru stagnan dan cenderung melambat. Inflasi umum AS tercatat sebesar 8,6% (year on year/yoy) pada Mei tahun ini, atau menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981.
Dan bisa saja yang terjadi di lapangan lebih tinggi, karena The Fed merubah cara hitung angka inflasi beberapa kali sejak tahun 1980-an, sehingga angka inflasi yang dipublikasikan menjadi lebih rendah. Dan daya beli masyarakat di lapangan sudah jauh menurun sebagai akibat dari inflasi tersebut sehingga masyarakat perlu mendahulukan konsumsi esensial dan meninggalkan konsumsi non-esensial.
"Indonesia cukup terbantu dengan kenaikan harga komoditas internasional seperti batu bara, nikel hingga minyak kelapa sawit. Sehingga memberikan dampak positif ke perekonomian. Mulai dari ekspor, cadangan devisa, pasokan valuta asing hingga tambahan penerimaan negara," kata Menteri Keuangan RI dalam Konferensi Pers APBN KiTA, Sri Mulyani dikutip Selasa (14/6/2022).
Dengan demikian sawit diharapkan akan menjadi primadona ekspor. Dan gairah industri sawit diharapkan akan menggeliat untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) pada Rabu (15/06/2022), seperti yang diungkapkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto krisis pangan dan energi yang terjadi telah memicu inflasi dan perlambatan ekonomi di beberapa negara.
"Dan kabar buruknya, kondisi krisis pangan dan energi berimbas kepada Indonesia. Sebab negara-negara yang mengalami kondisi itu merupakan mitra dagang Indonesia, yang merupakan negara tujuan ekspor produk kita," katanya.
Hal ini berdampak menurunnya permintaan produk dari Indonesia. Tercatat oleh BPS, angka ekspor Indonesia bulan Mei 2022 menurun 21,29% dibanding bulan April 2022. Salah satu yang terkena imbasnya adalah kelapa dan produk turunannya (santan, minyak goreng, minuman air kelapa, kelapa parut, dan sebagainya).
Amerika, Tiongkok, Korea Selatan, India, Thailand dan Malaysia, menurut data Badan Karantina Kementerian Pertanian Indonesia (Maret 2022), merupakan negara tujuan ekspor kelapa dan produk turunannya. Negara-negara tersebut mengurangi impor karena sedang krisis ekonomi, secara otomatis berkontribusi mengurangi ekspor produk kelapa Indonesia.
Tidak seperti di Indonesia, produk-produk hasil olahan kelapa bukan merupakan bagian dari konsumsi esensial untuk konsumen negara-negara tujuan ekspor tersebut. Negara terdampak krisis ekonomi akan mengurangi konsumsi produk esensial, dengan demikian produk olahan kelapa akan menjadi satu kelompok produk untuk dikurangi jumlah importasinya.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid