Selain itu, Muhidin juga menyampaikan kesepakatan kisaran indikator ekonomi makro dalam RAPBN 2023 yaitu pertumbuhan ekonomi 5,3 sampai dengan 5,9 persen, laju inflasi 2 sampai 4 persen, nilai tukar rupiah Rp14.300-14.800/USD, tingkat suku bunga SUN 10 tahun 7,34 hingga 9,16 persen, harga minyak mentah Indonesia USD90-110/barel, lifting minyak bumi 660-680 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.050-1.150 ribu barel setara minyak per hari.
Adapun, kesepakatan postur makro fiskal tahun 2023 yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN terhadap PDB menjadi pendapatan negara 11,19 sampai dengan 12,24 persen yang terdiri dari perpajakan 9,3 hingga 10 persen, penerimaan negara bukan pajak 1,88 sampai dengan 2,22 persen, dan hibah 0,01 sampai 0,02 persen.
Di sisi lain belanja negara 13,80 sampai 15,10 persen terdiri atas belanja pusat 9,85 hingga 10,9 persen dan transfer ke daerah 3,95 sampai 4,20 persen, keseimbangan primer (0,46) hingga (0,61) persen, defisit (2,61) hingga (2,85) persen, dan pembiayaan 2,61 sampai 2,85 persen.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid