"Posisi dan peran misi damai Indonesia tidak bisa dilepaskan dari mandat Presidensi G20," kata Dr. Shiskha Prabawaningtyas, Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD).
Menurut Shiskha, politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadi salah satu pendorong Jokowi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun hal itu terlepas dari wacana dan kesepakatan lain di luar perdamaian.
Shishka juga memaparkan harapan masyarakat Indonesia atas agenda besar Jokowi ke Ukraina dan Rusia perlu mendapat sorotan. Pertama adalah inisiatif yang patut diberi apresiasi.
"Agenda KTT G20 tahun 2022 diharapkan berjalan lancar. Jangka menengah, Indonesia akan concern ke masalah tata kelola keuangan dan fiskal moneter dunia paska pandemi dan imbas perang Rusia-Ukraina terkait juga krisis pangan dunia," papar Shiskha.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid