Ikatan Alumni UNPAD: Investasi Harus Tumbuhkan UMKM

- Senin, 04 Juli 2022 | 22:10 WIB
Ikatan Alumni UNPAD: Investasi Harus Tumbuhkan UMKM

“Investasi yang masuk ke Indonesia akan memberi multiplier effect bagi ekonomi. Apalagi saat ini investasi yang masuk terus diperkuat ntuk memaksimalkan potensi di hilir sehingga bisa menggerakkan UMKM,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid pada acara silaturahmi Ikatan Alumni (IKA) Unpad di Aula Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Iwa Kusumasumantri, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Minggu (3/7/2022).  

Ikut juga berbicara pada acara tersebut Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Rektor Unpad Prof Dr Rina Indiastuti, dan Ketua Umum IKA Unpad Irawati Hermawan. Wakil rektor Unpad, dekan di lingkungan Unpad, dan komisariat IKA Unpad  serta undangan hadir bersama lebih dari 650 alumni Unpad.

Arsjad menjelaskan  banyak tantangan yang dihadapi Indonesia. Selain pemulihan kesehatan nasional dari pasca pandemic Covid-19, tantangan ke depan adalah peningkatan perekonomia nasional setelah terpuruk akibat Covid-19. 

“Tantangan ini jika bisa dikelola dengan baik akan memberi dampak positif bagi ekonomi serta peluang terbukanya 23 juta lapangan kerja,” ujarnya.

Menurut Arsjad, pada kuartal I 2022, ekonomi Indonesia naik 5%. Perdagangan juga naik dengan pertumbuhan besar di sektor manfaktur. Saat ini kita berusaha lakukan hilirisasi, supaya nilai tambah di Indonesia. 

"Dulu kita jual barang mentah,  makanya ekspor nikel dilarang," katanya.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi acara silaturahmi IKA Unpad. Kemenkop UKM dan IKA Unpad dinilai sudah banyak menjalin kerja sama untuk memajukan UMKM di Indonesia. Karena itu, kerja sama dengan IKA Unpad harus terus diperkuat.

“Kenapa harus dilakukan kerja sama? Kendati UMKM mendominasi ekonomi Indonesia, tetap masih kurang produktif,” katanya.

Teten menegaskan, untuk meningkatkan produktivitas UMKM Indonesia, kerja sama dengan IKA Unpad termasuk dengan Unpad sangat dibutuhkan guna.

Menurut dia, saat ini baru sekitar 3,18% pelaku UMKM yang menjadi pengusaha mapan. Kendati begitu, UMKM telah memberi kontribusi 99% bagi perekonomian Indonesia. 

"Tapi mayoritas masih kurang produktif. Dari total UMKM yang ada, baru 3,18% yang tergolong wirausaha mapan," katanya.

Dia menjelaskan, pemerintah terus menggenjot produktivitas UMKM sehingga perlu ada pendekatan evolusi kewirausahaan berbasis pengetahuan, kreativitas, dan teknologi. UMKM jangan lagi hanya mengandalkan usaha tradisional. 

"Global value chain UMKM kita baru 4%. Kita lihat produk penjualan digital (marketplace) masih dominasi impor. Kami ingin UMKM kita kompetitif lokal dan internasional. Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha tangguh, " jelas Teten. 

Halaman:

Komentar

Terpopuler