Sementara itu, orang yang tinggal di perkotaan hanya 8 persen yang keberatan jika bertetangga dengan Kristen atau Katolik. Keberatan dengan orang Kristen dan Katolik menjadi guru di sekolah negeri ada 13 persen, dan 19 persen keberatan jika penganut Kristen dan Katolik menjadi pejabat pemerintah.
"Warga perdesaan lebih punya prasangka negatif. Di kota, mungkin orang sudah biasa hidup dengan tetangga yang beragama berbeda," kata Saiful menyimpulkan.
Ada dua yang berpengaruh pada sikap intoleransi warga, menurut Saiful. Pertama adalah paham keagamaan. Kedua adalah sikap resmi negara yang diskriminatif terhadap agama Yahudi.
Agama kurang inklusif dalam memperlakukan keberagaman pada paham-paham keagamaan dan agama-agama yang benar-benar ada di dunia. Adalah tantangan bagi kita untuk menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan menghargai pluralisme.
Yang bisa dilakukan, kata Saiful, adalah mengubah kebijakan negara tentang Yahudi. Akui mereka sebagai agama resmi seperti agama-agama yang lain. Ini, menurut dia, bisa menumbuhkan sikap yang lebih positif dari masyarakat.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid