Jika dilihat dari definisinya, ia mengatakan, stunting sebagai kondisi ketika tinggi badan menurut usia seorang anak berada di bawah minus dua dari standar deviasi. Kondisi ini, lanjut dia, tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik yang menyebabkan tubuh anak tidak dapat mencapai ketinggian yang layak seperti anak-anak yang tidak mengalami stunting, tetapi juga mempengaruhi intelektualnya.
"Sebenarnya stunting dan wasting itu sama-sama masuk ke kurang gizi, sama-sama kekurangan nutrisi yang cukup," ucapnya.
Sebelumnya, Staf Direktorat Gizi Masyarakat, Kemenkes Hera Nurlita menyampaikan bahwa anak-anak wasting mempunyai risiko tiga kali lipat untuk menjadi stunting. Menurutnya, untuk menurunkan masalah stunting maka Indonesia harus lebih dulu untuk mengatasi wasting.
Indonesia, lanjut dia, sudah berhasil menekan angka wasting yang sebelumnya 10,2 persen pada 2013 menjadi 7,4 persen pada 2019. Ia mengemukakan, wasting diukur dari berat badan anak berdasarkan panjang atau tinggi badannya.
"Namun ketika bicara stunting, kita bicara berdasarkan tinggi badan menurut umur untuk yang di bawah dua tahun, atau tinggi badan menurut umur bagi anak-anak di atas dua tahun," paparnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid