"Rp502 triliun sudah membengkak sampai estimasi kita Rp 698 triliun. Dengan kenaikan Pertalite dan Solar, maka kita perkirakan tidak jadi di Rp 698 triliun, tapi sekitar Rp 650 triliun," ungkap Suahasil.
Hal itu diungkapkan Suasil dalam acara CNBC Indonesia TV, Senin (5/9).
"Jadi subsidinya ini masih besar sekali sebenarnya, masih Rp 650 triliun meskipun kita sudah melakukan peningkatan harga Pertalite dan Solar," lanjutnya.
Baca Juga: Nah Kan! Jokowi Pernah Jamin Harga BBM Tidak Bakal Naik Hingga Akhir Tahun, Said Didu: Bolehkah Rakyat Diberikan Kode...
Terkait hal tersebut, lonjakan subsidi dipengaruhi 3 hal menurut Suahasil. Pertama adalah harga minyak dunia yang masih tinggi di atas perkiraan pemerintah US$ 95 per barel rata-rata setahun.
Kedua adalah kurs di mana perkiraan pemerintah sebelumnya yakni Rp 14.350/US$ rata-rata setahun, akan tetapi realisasinya melemah lebih dalam. Ketiga yaitu volume konsumsi BBM.
Artinya penyebabnya bukan krn harga minyak dunia yg naik, tapi :1) ketidakmampuan menjaga nilai kurs rupiah shg melemah menjadi sktr Rp 14.9002) ketidakmampuan mengelola utang shg APBN terbebani bayar utang sktr Rp 800-900 trilyun atau sktr 35-40i penerimaan negara https://t.co/NAvwghpqAz
Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid