“Tren ini sejalan dengan laporan 2021 e-Conomy SEA yang menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia didorong oleh e-commerce, yang tumbuh sekitar 52% per tahun dan nilainya diperkirakan akan mencapai USD104 miliar (CAGR) hingga 2025,” ucap Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
"Pandemi telah menciptakan tambahan 21 juta pengguna internet di Indonesia (hingga akhir Semester 1, 2021). Maka tidak mengherankan jika saat ini ada begitu banyak pengguna yang berbelanja bahan pokok secara online, mengingat kemudahan dan kemajuan yang terjadi di berbagai area utama seperti logistik dan manajemen inventaris," tambahnya. Baca Juga: Google Travel Insights Tunjukkan Pariwisata Indonesia Kembali Naik ke Tingkat Prapandemi
Laporan e-Conomy menunjukkan bahwa di Asia Tenggara, belanja bahan pokok yang dilakukan secara online baru 2%, dibandingkan dengan 25% populasi yang kini senang berbelanja online untuk produk-produk selain bahan pokok. Laporan lain dari L.E.K Insights (pada November 2021) menunjukkan bahwa penjualan bahan pokok secara online tumbuh 4-5x lipat dari 2019 hingga 2020 dan nilainya diperkirakan akan mencapai 5-6 miliar USD hingga 2025.
Secara khusus, Google Trends (di Tab Shopping di Google Search) juga mencatat kenaikan minat penelusuran pada sejumlah bahan pokok utama selama periode satu tahun dari Q1 2021 hingga Q1 2022 dimana penelusuran untuk sayur tumbuh 90%, garam tumbuh 60%, madu tumbuh 50%, mie tumbuh 25%, telur tumbuh 22%, dan susu tumbuh 18%.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid