WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bukan karena tak mendapatkan uang Rp 10 miliar dari gusuran proyek Tol Solo-Yogyakarta, Kades Pepe, Ngawen, Klaten, Siti Hibatun Yulaika mengakui ada hal lain yang membuatnya kecewa.
Kekecewaan tersebut pun mendorong dirinya dan warga terdampak penggusuran Tol Solo-Jogja tetap bertahan dan mendirikan tenda di atas reruntuhan rumahnya yang digusur pada Rabu (10/5/2023).
Bersama warga, dirinya menuntut uang ganti rugi serta tempat tinggal sementara yang dijanjikan Pemkab Klaten jauh sebelum penggusuran dilakukan.
Sebab, nilai ganti rugi yang diberikan kepadanya tak sesuai harapan.
Dirinya hanya menerima uang ganti rugi sebesar Rp 1 miliar.
Padahal, rumah mewah dua lantai miliknya ditaksir senilai Rp 10-Rp 15 miliar.
Baca juga: Resmi Masuk NU, Ustaz Hanan Attaki Diroasting KH Ahmad Anwar: Lulusan Al Azhar? Dulu Kok Tersesat
Baca juga: Panik usai Diperiksa Polisi,Bos Cabul PT IKEDA Minta Damai-Hubungi Pacar Alfi Damayanti Berkali-kali
Selain itu, tawaran tempat tinggal sementara yang dijanjikan oleh tim eksekusi lahan hanya sebatas janji.
Warga terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja katanya belum memiliki tempat tinggal.
Sehingga, mereka pun mendirikan tenda di atas reruntuhan rumah mereka.
"Ada yang tanya katanya sudah ada tawaran tempat tinggal, padahal tidak ada," ucapnya.
Menurut Siti, secara prinsip, dirinya mendukung proyek tol Solo-Yogyakarta tersebut.
Namun ia hanya meminta transparansi pengukuran nilai ganti rugi yang ditetapkan.
"Saya mendukung karena ini untuk kepentingan umum."
"Cuma hak kami ya dipenuhi," terangnya.
Pernyataan Siti merujuk keterangan Sekretaris Daerah Kabupaten Klaten, Jajang Prihono.
Jajang sebelumnya menyatakan Pemkab Klaten akan terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait terkait penyediaan tempat tinggal sementara bagi warga yang kena penggusuran.
"(Karena) sampai saat ini dari Diperwaskim (Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman) belum ditembusi," ucap Ajang dikutip dari Tribun Solo pada Senin (8/5/2023).
"Karena itu saya minta bu camat, Perwaskim bersama Satpol-PP segera cek bersama terkait lokasi untuk tempat tinggal sementara yang warga terdampak," jelasnya.
"Kalau pakai rusunawa (rumah susun sederhana sewa), pastikan ada tempat dan kelayakan untuk tempat tinggal," tegasnya.
Harapannya Pupus Dapat Rp 10 M dari Gusuran Proyek Tol Solo-Jogja, Kades Pepe Kini Tinggal di Tenda
Rasa kecewa sekaligus kesedihan yang mendalam rupanya harus ditelan Siti Hibatun Yulaika dan warga terdampak penggusuran proyek Tol Solo-Jogja.
Bersama warga, Siti pun kini hanya bisa termenung meratapi reruntuhan puing rumahnya yang dibongkar paksa pada Rabu (10/5/2023).
Tak lagi memiliki rumah tinggal, perempuan berhijab itu dikabarkan kini tinggal bersama sejumlah warga yang terkena gusuran proyek tol Solo-Jogja.
Pemandangan pada Jumat (12/5/2023), warga mendirikan tenda karena mereka belum memiliki tempat tinggal.
Tampak tenda mereka berdiri di antara puing-puing rumah warga yang telah dieksekusi untuk proyek tol Solo-Yogyakarta tersebut.
Baca juga: Berharap Diganti Rp 10 Miliar, Kades Pepe Menangis Rumah Mewahnya Dibongkar-Dibayar Cuma Rp 1 Miliar
Baca juga: Mobil Dinas KONI Kota Tangerang Mampir ke Tempat Hiburan Malam, Saksi: Semua Mabuk, 3 Pria-2 LC
Melansir Tribun Jogja, sekitar pukul 09.00 WIB, terdapat enam tenda camping yang berdiri di atas tanah bekas rumah milik warga yang telah tergusur.
Tenda berukuran 1,5 x 1,5 meter tersebut berwarna biru, kuning, hingga oranye.
Di dekat tenda juga berdiri satu tiang lengkap dengan bendera merah putih di atasnya.
Tenda-tenda tersebut terpantau tak berpenghuni, hanya ada bantal dan selimut di dalamnya.
Di sekitar lokasi juga terlihat satu alat berat.
Alat berat ini sedang merobohkan bekas bangunan masjid yang juga terdampak proyek strategis nasional itu.
Kepala Desa Pepe, Siti Hibatun Yulaika mengatakan, dirinya juga ikut mendirikan tenda di atas puing-puing reruntuhan rumahnya.
Ia mengaku melakukan hal ini karena tak tahu akan tidur dimana.
"Semua mendirikan tenda karena kami sudah tidak punya rumah."
"Akhirnya ya mendirikan tenda," ujarnya saat ditemui Tribun Jogja di kantor desa.
Kades Pepe Menangis Rumah Mewahnya Dibongkar-Dibayar Cuma Rp 1 Miliar
Sebelumnya, tangis Kades Pepe, Ngawen, Klaten, Siti Hibatun Yulaika seketika pecah ketika alat berat mulai merobohkan rumah kesayangannya pada Rabu (10/5/2023).
Perempuan berhijab itu pun beristigfar lantaran kecewa rumah mewah dua lantai miliknya hanya diganti sebesar Rp 1 miliar.
Padahal, rumah kesayangannya itu ditaksir mencapai Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar.
"Rumah keluarga saya ya Allah, Astagfirullahaladzim," ujarnya sembari menangis.
Dalam tayangan Kompas TV, Siti yang menangis itu terlihat ditenangkan oleh seorang Polwan yang berada di lokasi.
Tak berselang lama, seorang suaminya memapah Siti yang masih menangis.
Meski mendapatkan penolakan, proses penggusuran terkait proyek tol solo-yogyakarta di Klaten, Jawa Tengah itu terus dilanjutkan.
Baca juga: Dicopot Ridwan Kamil karena Dugaan Pungli,Segini Harta Mantan Kepala BKPSDM Pangandaran Dani Hamdani
Baca juga: Husein Curhat Mundur dari ASN karena Pungli, Ridwan Kamil Langsung Copot Kepala BKPSDM Pangandaran
Dikutip dari Tribun Jogja, eksekusi 13 bidang tanah terdampak proyek jalan tol Yogyakarta-Solo di Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dilaksanakan Rabu (10/5/2023).
Di desa tersebut terdapat tujuh bangunan rumah yang dieksekusi oleh tim eksekusi dari Pengadilan Negeri (PN) Klaten.
Satu rumah diantaranya merupakan rumah milik Kepala Desa Pepe, Siti Yulaikah.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid