Pita Limjaroenrat dari partai oposisi Move Forward alias Bergerak Maju diperkirakan akan menjadi perdana menteri Thailand setelah partainya memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum, Minggu (14/05).
Hasil perhitungan sementara menunjukkan, Partai Bergerak Maju melampaui setiap prediksi dengan memenangkan 151 dari 500 kursi di majelis rendah sekaligus meraih suara terbanyak.
Perolehan tersebut melampaui raihan Pheu Thai, partai oposisi yang dipimpin oleh putri mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.
Adapun koalisi dua partai pemerintahan pro-militer hanya memenangkan 15% dari total kursi.
Analis menyebut hasil ini adalah “gempa politik” yang menunjukkan terjadinya perubahan signifikan dalam opini publik.
Hasil ini adalah suatu terobosan dalam politik Thailand.
Sebab, tidak hanya menunjukkan bahwa mayoritas pemilih secara jelas menolak kekuasaan militer dan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang memimpin kudeta menggulingkan pemerintahan terpilih pada tahun 2014.
Partai Bergerak Maju yang didukung oleh kaum muda juga telah menghancurkan dominasi mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra selama beberapa dekade terakhir.
"Mayoritas suara pemilih mencerminkan kebutuhan untuk melepaskan diri dari 'rezim Prayuth', dan kerinduan akan perubahan," kata Prajak Kongkirati, dosen ilmu politik dari Universitas Thammasat. "Ini menunjukkan bahwa orang percaya pada tuntutan [partai] Bergerak Maju untuk perubahan - lebih banyak dari yang diperkirakan."
Media sosial Thailand telah dibanjiri dengan pesan-pesan kemenangan dari para pendukung Bergerak Maju, yang menyebut diri mereka sebagai “organic canvassers” (orang yang meminta dukungan di lapangan) dan menggambarkan kemenangan partai tersebut sebagai "angin perubahan" dan "fajar era baru".
"Pemilu ini benar-benar memberi tahu Anda, bahwa baru empat tahun berlalu, tetapi pemikiran orang-orang telah banyak berubah, baik kubu yang mapan maupun pro-demokrasi," sebut cuitan dalam Twitter.
Cuitan itu menambahkan bahwa, "demokrasi tidak dapat diterima begitu saja [diremehkan]".
"Jika mereka tidak beradaptasi dengan pemikiran dan tuntutan, mereka benar-benar bisa kehilangan pijakan."
Pemimpin Partai Bergerak Maju, Pita Limjaroenrat, adalah pria berusia 42 tahun dna lulusan Universitas Harvard.
Dia mencuit bahwa dirinya "siap" untuk menjadi perdana menteri ke-30 negara itu.
"Kami memiliki mimpi dan harapan yang sama. Dan bersama-sama kami percaya bahwa negara Thailand tercinta dapat menjadi lebih baik, dan perubahan mungkin terjadi jika kami mulai mengerjakannya hari ini," tulisnya.
Baca juga:
Tidak akan pernah terpikirkan sebelumnya bahwa Bergerak Maju - sebuah partai yang menyerukan perubahan besar-besaran pada birokrasi, ekonomi, peran militer, dan bahkan undang-undang yang melindungi monarki Thailand - dapat memenangkan banyak kursi dan suara daripada para pesaingnya.
Lalu, bukan menjadi kebetulan bahwa ini adalah topik-topik serupa yang memicu gerakan protes mahasiswa selama berbulan-bulan pada 2020. Beberapa kandidat dari Bergerak Maju pernah menjadi pemimpin dalam gerakan tersebut.
Dan, seperti protes tahun 2020, para pemilih muda yang banyak dari mereka adalah pengikut Bergerak Maju, memainkan peran besar dalam hasil pemilu.
Suasana hati para pendukung partai muda itu sulit untuk dilewatkan pada minggu-minggu menjelang pemilihan.
Gelombang meme-meme baru meledak di media sosial Thailand – wadah bagi para warganet untuk menunjukkan gerakan “melangkah atau melompat” yang merupakan isyarat nyata dukungan terhadap Partai Bergerak Maju.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid