Di Balik Kontroversi Ponpes Al Zaytun: Cipta Kondisi Jelang Pemilu?

- Senin, 19 Juni 2023 | 11:27 WIB
Di Balik Kontroversi Ponpes Al Zaytun: Cipta Kondisi Jelang Pemilu?

Oleh: Dian Fitriani*


DERETAN kontroversi Ponpes Al Zaytun tak berhenti pada peristiwa Shalat Ied pada Hari Raya Idul Fitri yang sempat viral pasca lebaran 2023 silam sejalan dengan beberapa ajaran yang dinilai keliru bahkan sesat.


Video yang tersebar di media sosial tentang tata cara pelaksanaan Shalat Ied yang tak umum di Ponpes Al Zaytun ternyata berbuntut panjang, disusul pula video viral yang menampilkan lantunan lagu Yahudi yang dinyanyikan oleh pimpinan Ponpes Al Zaytun.

 

Video yang tersebar di media sosial tersebut menampilkan lantunan lagu Havenu Shalom Aleichem yang dinyanyikan oleh Panji Gumilang selaku Pimpinan Ponpes Al Zaytun pada acara tadarus Al Quran sekaligus memperingati satu suro, Panji mengajak hadirin yang terdiri dari para santri dan tamu undangan untuk melantunkan lagu rohani Yahudi yang berjudul Havenu Shalom Aleichem, di tengah riuh acara tersebut terdapat Lucky Hakim yang saat itu masih menjadi Wakil Bupati Indramayu.

 

Tak cukup sampai di situ, ajaran-ajaran yang menyimpang lainnya mulai terbongkar. Dalam video lain terdapat pernyataan Panji mengenai syariat haji dan umrah yang tidak harus ke Masjidil Haram, melainkan bisa dilaksanakan di Indonesia lantaran Indonesia merupakan tanah suci.


Menyusul pula video yang menampilkan pidato Panji yang menyatakan bahwa masjid yang sebenarnya berada di Vatikan, sementara masjid-masjid yang di Indonesia hanyalah tempat orang-orang yang berputus asa.


Ia juga menambahkan bahwa masjid hanyalah tempat untuk pungutan uang. Pasalnya, ia menyoroti banyaknya kotak amal yang tersebar di masjid-masjid. Jemaah dipaksa untuk mengisi kaleng (kotak amal).

 

Tak cukup sampai di situ, di kesempatan yang lain Panji juga mengatakan bahwa Al Quran bukanlah Kalam Allah SWT melainkan Kalam Rasulullah SAW atau karangan Rasulullah SAW.


Alasannya Allah SWT tidak mungkin berbahasa arab, ia kemudian mengatakan bahwa Allah menggunakan bahasa antah-berantah yang kemudian diterjemahkan dengan bahasa arab oleh Nabi Muhammad SAW.

 

“Kalau Allah berbahasa arab susah nanti ketemu orang Indramayu," pungkas Panji.

 

Panji yang juga mengaku komunis ini menarik sorotan publik cukup deras. Polemik ini tidak hanya menyinggung penganut agama Islam akibat dari kesesatan ajarannya, melainkan juga sosok yang perlu diusut akibat dari kasus pencabulan yang menyangkut dirinya juga pemecatan sebanyak 116 guru tanpa pesangon pada 2017 silam.

 

Di tengah riuh kontroversi Ponpes Al Zaytun, Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Jenderal TNI Moeldoko memberi tanggapan saat menghadiri Rakernas V Pergunu, di Alun-alun Leuwimunding Kabupaten Majalengka pada Sabtu (17/6).


Biasa saja, tak ada yang ditanggapi, bahkan dirinya menyanjung Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al Zaytun dengan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Panji merupakan cara untuk membangun karakter kebangsaan yang kuat. Ia bahkan mengaku beberapa kali mengunjungi Ponpes Al Zaytun Indramayu.


Namun, masyarakat tidak tinggal diam di tengah deretan kontroversi Ponpes Al Zaytun, selain deras tuntunan netizen, masyarakat terutama warga Indramayu melakukan unjuk rasa terhadap deretan ajaran sesat Ponpes Al Zaytun.


Pada kamis (15/6) unjuk rasa dari ribuan warga yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FMI) memenuhi depan gerban Ponpes Al Zaytun.

 

Uniknya sejumlah massa Ponpes Al Zaytun juga dikerahkan untuk menyambut pendemo bersamaan dengan spanduk putih yang terpasang di tiang listrik depan gerbang Ponpes Al Zaytun bertuliskan kalimat sambutan yang berbunyi:


“SELAMAT DATANG PARA PENDEMO DARI FMI KAMI SAMBUT ANDA DENGAN 10.000 PENYAMBUT. BILA KALIAN BERLAKU DAMAI, KAMI AKAN TEPUK TANGAN UNTUK ANDA SEMUA. BILA SEBALIKNYA, JANGAN TANYA APA YANG TERJADI.”


Panji Gumilang mengenakan jas dan kaca mata hitam dilengkapi peci hitam dengan tegas memerintahkan polisi untuk mengamankan para pendemo. Ia juga mengaku ingin menyambut para pendemo dan ingin melihat siapa saja yang berdemo.


 “Amankan saja yang hari ini mau mendemo,” perintahnya.


Panji Gumilang mengatakan, ponpes yang dipimpinnya itu adalah aset nasional. Ia juga seorang nasionalis. Mengisyaratkan perlu dijaga oleh aparat.


Koordinator massa Ponpes Al Zaytun mengomandoi untuk menyanyikan lagu berbahasa Ibrani, mengiringi massa unjuk rasa, sejumlah massa Ponpes Al Zaytun juga menari ringan seraya mengayunkan tangan.

 

Halaman:

Komentar

Terpopuler