Pasangan Marcos Jr, Sara Duterte, putri Presiden Rodrigo Duterte, juga telah memenangkan kursi wakil presiden, yang dipilih secara terpisah. Seperti Marcos Jr, Sara menang dengan telak.
Dalam konferensi pers pertamanya, Marcos mengatakan bahwa 31 juta orang Filipina telah 'memilih untuk bersatu'. Putra mantan presiden ini juga telah berjanji bahwa ekonomi, pekerjaan dan pendidikan akan menjadi prioritas pemerintahnya.
Namun, Marcos Jr menolak menjawab pertanyaan di akhir konferensi pers yang berlangsung kurang dari lima menit. Dalam sebuah pernyataan setelah itu, dia mengumumkan pemilihan kabinet pertamanya, dengan mengatakan bahwa Sara akan menjabat sebagai menteri pendidikan.
Ada beberapa petunjuk tentang jejak kampanye platform kebijakan menyeluruh Marcos, termasuk kebijakan luar negeri, karena ia telah menolak debat di televisi dan sebagian besar menghindari wawancara media.
Tetapi dia mengaku ingin mengejar hubungan yang lebih dekat dengan China. Meski dalam hal ini, Filipina dan China masih berselisih soal teritorial di Laut China Selatan. Beijing pun masih menolak untuk mengakui keputusan internasional yang membatalkan hampir semua klaim historis di jalur air strategis tersebut.
Duta Besar China untuk Filipina, Huang Xilian, pada Kamis memuji 'visi dan kebijaksanaan' Marcos dan pasangannya.
"Filipina di bawah pemerintahan berikutnya pasti akan menunjukkan persatuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk bangkit di atas semua tantangan, untuk pulih dari pandemi dan menjadi makmur," katanya di Facebook.
AS, sementara itu, adalah mantan penguasa kolonial Filipina. Hubungan Marcos Jr dengan Washington pun telah diperumit oleh perintah pengadilan atas penolakannya untuk bekerja sama dengan Pengadilan Distrik Hawaii. Pada tahun 1995, pengadilan AS memerintahkan keluarga Marcos untuk membayar USD2 miliar, kekayaan yang dijarah kepada para korban pemerintahan Marcos Sr.
Pemimpin baru itu juga belum mengunjungi AS selama 15 tahun, takut akan konsekuensi dari keputusan pengadilan tersebut.
Namun, bagaimanapun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, tetap memuji hubungan kedua negara. Katanya, AS dan Filipina memiliki 'sejarah yang terjalin erat'.
"Washington akan 'berkolaborasi erat dengan Filipina untuk mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan untuk memajukan negara yang bebas dan terbuka, terhubung, sejahtera, aman, dan kawasan Indo-Pasifik yang tangguh," kata Blinken.
Pejabat AS lain, pada gilirannya, mengatakan soal tantangan tantangan awal dalam berkomunikasi dengan pemerintahan yang akan datang.
"Waktu akan memberi tahu, tetapi keinginan kami adalah memulai dengan awal yang baik. Kami sedang mencari keterlibatan awal. Ada beberapa pertimbangan historis yang mungkin (berarti), setidaknya pada awalnya, akan ada beberapa tantangan dalam komunikasi itu," terang Kurt Campbell, koordinator Gedung Putih untuk Indo-Pasifik mengatakan pada hari Rabu.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid