Mengapa Gerung Melunak di Jumpa Pers?

- Sabtu, 05 Agustus 2023 | 14:00 WIB
Mengapa Gerung Melunak di Jumpa Pers?



OLEH: DJONO W OESMAN

ROCKY Gerung dikeroyok laporan polisi. Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak: "Ada 3 Laporan Polisi soal Rocky Gerung." Akan menyusul pula, KSP Moeldoko: “Kalau perlu, saya lapor polisi.” Untuk perkara sama: Penghinaan itu.


Demo agar Gerung diperiksa polisi pada Jumat (4/8) terjadi di empat kota: Semarang, Yogyakarta, Medan dan Balikpapan. Ada lagi, ancaman demo 10.000 orang  muncul dari LSM Barikade 98.






Ketua Barikade 98, Benny Ramdhani, kepada wartawan, Rabu (2/8) mengatakan:


"Kita persiapan konsolidasi aksi besar di daerah-daerah dan juga di Jakarta pada 10 Agustus 2023. Di Jakarta kami sekitar sepuluh ribu orang."


Masyarakat kita suka ribut. Situasi memanas. Seolah bakal terjadi bentrok besar. Padahal, itu cuma riak-riak kecil demokrasi. Sebentar lagi masyarakat bakal rukun lagi. Percayalah.


Itu pernah disampaikan Peneliti di Asia Research Institute, National University of Singapore, Prof Kishore Mahbubani dalam tulisannya dipublikasi Jumat, 8 Oktober 2021 Mahbubani menyatakan, ada dua hal keunggulan Jokowi:


Pertama: Mampu merangkul pesaing yang sudah kalah. Maksudnya, di Pilpres 2019 Jokowi bersaing dengan Prabowo Subianto. Sengit. Seolah Indonesia bakal pecah. Tapi malah bersatu. Rukun lagi.


Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 23 Oktober 2019 mengumumkan, menunjuk Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Itu, tiga hari setelah Jokowi dilantik sebagai Presiden RI di Gedung DPR/MPR, Minggu 20 Oktober 2019.


Kedua: Jokowi berhasil membalikkan momentum atas  pertumbuhan partai-partai berbasis Islam yang eksklusif dibalik menjadi inklusif. Dan, sama sekali tanpa konflik masyarakat.


Prof Mahbubani: "Jokowi telah menyatukan kembali negaranya secara politik. Seperti yang dia katakan kepada saya dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Pilar ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman.”


Sekarang, kegaduhan Jokowi dihina Gerung itu cuma riak-riak kecil. Tak ada apa-apanya. Seperti sudah dikatakan Jokowi soal hinaan Gerung ini, kata Jokowi: “Itu kecil. Saya kerja aja.”


Meski di lapangan kini masyarakat sedang panas. Masyarakat panas cuma di satu sisi. Pada sisi pembela Jokowi. Tidak ada lawan, atau pembela Gerung. Kecuali pihak Partai Demokrat dan Partai Nasdem.


Gerung mestinya ceramah di Kopi Bento Sleman, DIY, Rabu, 2 Agustus 2023. Tapi, Gerung dihalangi massa, demo. Sampai Grung dikawal ketat tim Polri. Khawatir terjadi apa-apa.


Soal itu, Gerung menggelar jumpa pers di Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2023, ia katakan begini:


"Soal ini soal biasa saja, kan. Mau dibawa ke jalur hukum, ya jalur hukum, oke. Tetapi jangan halangi saya untuk bicara dengan para mahasiswa, dong."


Padahal, sehari sebelum di Yogya (Selasa, 1 Agustus 2023) Gerung juga ceramah di kampus Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Jatim. Di sana ia didemo massa yang menolak kedatangannya.


Setelah jadi pembicara, Gerung dikawal ketat sejumlah pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undar. Massa tidak sampai menyentuh Gerung.


Polda Metro Jaya belum memanggil Gerung. Penyidik masih mempelajari, apakah ucapan Gerung “bajingan tolol” masuk pelanggaran pidana atau tidak.


Di konferensi pers, pernyataan Gerung mundur. Jika semula ia tegas mengatakan, Presiden Jokowi bajingan tolol, di konferensi pers, berubah drastis. Tidak konsisten seperti semula. Ia katakan begini:


"Pernyataan saya itu tidak diarahkan kepada pribadi Presiden Jokowi. Tapi pada lembaga publik, itu kabinet bahkan yang di dalamnya ada Pak Moeldoko. Jadi, kita gagal untuk membawa bangsa ini pada percakapan intelektual.”


Entah, mengapa pernyataan Gerung mundur dibanding sebelumnya. Mungkin saja ia takut ditangkap polisi. Gerung pengkritik Presiden Jokowi, tapi anehnya sekaligus juga takut ditangkap.


Halaman:

Komentar

Terpopuler