Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan, pemerataan infrastruktur digital yang memadai menjadi enabler pertumbuhan ekonomi digital nasional.
"Hari ini, saya ingin memberi tahu apa kemajuan situasi infrastruktur TIK Indonesia. Saya percaya bahwa tanpa penyebaran infrastruktur TIK yang tepat di seluruh Indonesia sebagai enabler, ekonomi digital tidak dapat mencapai ruangnya. Jadi, penting untuk memastikan infrastruktur TIK digunakan dengan benar di seluruh negara," jelasnya dalam sesi diskusi Indonesia Pavilion: Deepening Digital Growth in The New Economic Landscape yang berlangsung secara hibrida dari Davos, Swiss, Senin (23/05/2022) dikutip dari keterangan pers.
Dalam rangkaian acara World Economic Forum 2022 itu, Menteri Johnny menyatakan meski pandemi Covid-19 masih melanda seluruh negara di dunia, hal itu tidak dapat menghentikan upaya Pemerintah Republik Indonesia terus membangun infrastruktur digital untuk menghubungkan Indonesia.
"Ada tiga layer infrastruktur yang kami siapkan. Pada lapisan pertama (fiber optic/broadband layer), Indonesia telah memasang jaringan fiber optic sepanjang hampir 360.000 km baik di darat maupun di bawah laut. Jadi, tahun ini kami juga akan menghubungkan titik-titik yang tidak terhubung. Ada 12.000 km jaringan serat optik lagi yang akan kami bangun untuk memastikan seluruh wilayah di Indonesia terkoneksi dengan akses telekomunikasi," jelasnya.
Di lapisan kedua, Pemerintah membangun microwave dan fiber link serta satelit. Menurut Menkominfo, di wilayah geografis yang sangat terpencil dan sulit seperti di Papua dan Kalimantan, Pemerintah tidak dapat menghubungkan hanya dengan serat optik. "Namun, perlu kita gabungkan dengan microwave link dan fiber link untuk menghubungkan titik-titik tersebut," tegasnya.
Menteri Johnny menyatakan, saat ini Pemerintah sedang membangun setidaknya dua satelit multifungsi untuk menambah kapasitas layanan satelit dan menghubungkan daerah yang belum terjangkau kabel serat optik.
"Jadi, Indonesia kini menggunakan 9 satelit untuk mendukung kebutuhan kapasitas telekomunikasi Indonesia. Kapasitas totalnya sekitar 150 gigabit per detik. Namun, pada saat yang sama kami telah mengamankan dua High Throughput Satellite (HTS), yakni Satelit SATRIA-1 dan The Hot Standby Satellite," katanya.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid