Desain jembatan ini dibuat oleh arsitek lokal bernama Yori Antar, yang menggabungkan unsur tradisional Jawa dengan unsur ramah lingkungan.
Jembatan ini akan menggunakan material lokal yang ada di daerah sekitarnya, sehingga dapat menghemat biaya dan mendukung pemberdayaan masyarakat lokal.
Jembatan ini juga akan mengadopsi konsep arsitektur vernakular, yaitu arsitektur yang sesuai dengan iklim, budaya, dan lingkungan setempat.
Nama jembatan ini awalnya adalah Srandakan III, tetapi kemudian diganti menjadi Jembatan Pandansimo oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Nama ini diambil dari nama sebuah pantai yang terletak di Kabupaten Bantul, yaitu Pantai Pandansimo. Jembatan ini akan terkoneksi dengan jembatan lain yang sudah dibangun sebelumnya, yaitu Jembatan Kretek II di Sungai Opak.
Dengan adanya jembatan ini, diharapkan dapat mempercepat akses JLS yang merupakan jalur alternatif bagi masyarakat DIY.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayopalembang.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid