“Tapi sistem yang dibangun Pemerintah kurang maksimal, sehingga masih banyak yang bocor ke TPA, kebocoran itulah yang dimanfaatkan pemulung dengan cara memilah sampah,” kata Pris.
TPA Rawa Kucing di desa Neglasari, Kota Tangerang yang berberoperasi sejak1992 dikelola oleh Pemerintah Kota Tangerang. TPA seluas 34 hektare ini sejatinya hanya dapat menampung 900–1.000 ton per hari, tapi saat ini, sampah yang dibuang ke sana mencapai 1400 ton per hari.
Sarni, 42 tahun, pemulung yang juga anggota IPI menyatakan terima kasih atas pelatihan dan pemberian bantuan Alat Pelindung Diri (APD).
“Sepatu ini akan saya pakai agar tidak kena beling, paku atau kutu air,” kata dia.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pengolahan Sampah DLH Kota Tangerang, Iwan S.Pd mengapreasi pemulung di TPA Rawa Kucing yang telah membantu mengurangi sampah di TPA.
“Saya berharap pemulung ikut menjaga keamanan dan ketertiban di TPA Rawa Kucing, terutama dari bahaya kebakaran, misalnya tidak merokok di TPA,” kata Iwan.
Sementara itu, Senior Manager Packaging Circularity Danone Indonesia, Jeffri Ricardo, mengatakan Edukasi ini penting untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan pemulung.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayosemarang.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid