"Dengan memasukan kurikulum ke perguruan tinggi, kurikulum asuransi, kurikulum keaktuariaan itu secara formal kalau secara langsung ada program-program literasi masyarakat," ujarnya.
Selain itu, diperlukan juga untuk memasifkan literasi tentang keasuransian dengan tujuan masyarakat benar-benar mehami secara utuh. Untuk mencapai itu perusahaan melakukan beberapa perbaikan terutama di agensi.
Hexana menyebut, sebagai seseorang yang menawarkan produk penjualan asuransi harus dilakukan secaea adil dan beberap syarat yang harus dipenuhi mulai dari dokumentasi hingga nasabah yang mengerti akan produk yang dibeli.
"Edukasi itu juga menyangkut pengetahuan produk, risiko-risikonya transparan ke masyarakat, kegunaanya asuransi, ini kan banyak kesalahkaprahan kan asuransi dianggap sebagai instrumen investasi, harusnya kan engga gitu memang ada unsur investasinya tapi motifnya bukab untuk invetasi," ungkapnya.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid