Terlebih lagi, harga minyak mentah dunia kembali melonjak ke kisaran US$120 per barel turut menjadi pemicu kekhawatiran inflasi. Bukan tidak mungkin, The Fed akan mengambil sikap agresif dengan menaikkan suku bunga acuan guna memerangi inflasi.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa melemah terhadap dolar AS hari ini dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi," pungkas pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, dilansir dari Antara, Senin, 6 Juni 2022.
Hingga saat ini, rupiah mengalami koreksi -0,62% ke level Rp14.457 per dolar AS. Rupiah pun memerah atas dolar Australia (-0,48%), poundsterling (-0,65%), dan euro (-0,67%).
Di Asia, rupiah menjadi mata uang terlemah ketiga setelah ringgit (1,08%) dan won (0,09%). Dengan kata lain, rupiah melemah atas yen (-0,81%), dolar Singapura (-0,64%), dolar Hong Kong (-0,55%), yuan (-0,42%), baht (-0,16%), dan dolar Taiwan (-0,08%).
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid