Jeffrey menjelaskan layanan pembiayaan Jenfi secara khusus terbatas pada layanan pertumbuhan, seperti Facebook, Instagram, LinkedIn atau layanan periklanan Google. Hal ini guna memastikan bahwa pendanaan hanya digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan dipantau dengan mengintegrasikan akun pendapatan bisnis pada layanan seperti Shopify, Stripe, Braintree, Lazada, Shopee, dan Tokopedia.
Sebelum memberikan pendanaan, Jenfi juga memberikan penilaian risiko otomatis yang mungkin terjadi dalam ekonomi digital. Penilaian ini, kata Jeffrey, bertujuan membantu mengurangi risiko bagi perusahaan serta menilai stabilitas keuangan bisnis secara akurat dibandingkan dengan sebagian besar layanan penilaian tradisional lainnya.
Untuk diketahui, Jenfi telah membantu ratusan perusahaan digital di Asia Tenggara, termasuk layanan bisnis B2B, B2C, dan SaaS.
"Kami melihat permintaan yang semakin kuat akan solusi kami di Indonesia dan ingin mengikuti kesuksesan kami di Singapura. Oleh karena itu, kami berharap untuk melihat pertumbuhan yang kuat juga di sini. Dengan puluhan ribu perusahaan yang berkembang pesat di Indonesia, kebutuhan akan solusi seperti Jenfi sudah jelas dan kami berharap dapat membangun dan memperkuat ekonomi digital di Indonesia bersama para pelanggan kami," tutup Jeffrey.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid