Fenomena Bubble Burst, Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Perusahaan Startup?

- Rabu, 08 Juni 2022 | 21:00 WIB
Fenomena Bubble Burst, Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Perusahaan Startup?

Kabar pengurangan karyawan startup tersebut mulanya datang dari platform edutech Zenius, disusul platform fintech pembayaran LinkAja, dan terbaru adalah platform e-commerce JD.ID.

Baca Juga: Layanan Cloud Diyakini Bisa Hemat Biaya Operasional Perusahaan Startup

Kementerian Ketenagakerjaan sebelumnya mencatatkan lebih dari 1,2 juta karyawan dari 74.439 perusahaan terdampak kehilangan pekerjaan. Selain itu, gencarnya otomatisasi dan robotisasi pun dapat menambah risiko lebih banyak masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan dalam waktu dekat.

Menurut data yang diterbitkan pada November 2020 di Journal of Robotics and Control, pada 5 negara ASEAN yang diteliti, peneliti menemukan bahwa 56% karyawan saat ini menghadapi risiko tinggi otomatisasi.

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Hewan Masih Tinggi, Startup Bubu Lakukan Hal Ini

Para ekonom juga mengatakan salah satu sumber masalah PHK adalah terkait pendanaan di mana startup-startup ini masih butuh pendanaan untuk bisa beroperasional. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan ketika gagal mendapatkan pendanaan, biasanya perusahaan akan kelimpungan hingga tidak bisa beroperasi secara normal.

"Makanya mereka biasanya melakukan layoff kepada karyawannya untuk menghemat budget. Model utama mereka yang masih bakar uang memang menjadikan mereka masih ketergantungan dengan pendanaan dari Venture Capital atau sumber pendanaan lainnya," katanya saat dihubungi tim Polhukam.id, Rabu (8/6/2022).

Halaman:

Komentar