Tak Kuat Bayar Utang, Pelabuhan Utama Sri Lanka Jatuh ke Tangan China

- Rabu, 13 Juli 2022 | 18:20 WIB
Tak Kuat Bayar Utang, Pelabuhan Utama Sri Lanka Jatuh ke Tangan China

Sementara para ahli dan negara tetangga seperti India menilai bahwa sebenarnya kepentingan China atas Pelabuhan Hambantota bukan sekadar ekonomi. 

Pelabuhan ini terletak di bagian selatan Sri Lanka dan berdekatan dengan wilayah India. Wilayah ini dianggap menjadi salah satu jalur sutra baru yang divisikan oleh Presiden China Xi Jinping tersebut. 

Belum lagi pelabuhan ini amat strategis untuk geopolitik serta keamanan dan pertahanan militer. Namun demikian China membantah hal tersebut.

Dilansir dari Hindustan Times, 26 Juni 2022, Pelabuhan Hambantota dikembangkan pembangunannya oleh China Harbor Engineering Company (CHEC) and the Sino Hydro Corporation, keduanya adalah perusahaan China. 

Padahal selama tahun 2016 dicatat bahwa BUMN pelabuhan Sri Lanka yaitu Sri Lanka Ports Authority (SLPA) mengalami kerugian hingga SLR46,7 miliar padahal utang terkait Hambantota sudah US$1,7 miliar.

Krisis Sri Lanka, 'Rajapaksa Telah Merampok Segalanya dari Rakyat'

Kondisi itu membuat pada Desember 2016, pemerintah Sri Lanka mengumumkan akan melakukan kerja sama komersial dengan perusahaan China yaitu China Merchants Port Holdings Company (CMPort) untuk mempercepat komersialisasi pelabuhan yang mulai digaungkan proyeknya tahun 2008 itu. 

Namun hal tersebut malah menambah banyak utang dan akhirnya disebut diakuisi oleh perusahan China.

Nahasnya meski diambil alih China dan sebagian kecil saham masih dimiliki Sri Lanka, kapal-kapal yang mengunjungi pelabuhan itu disebutkan jumlahnya sangat tidak memuaskan sehingga tak cukup memberikan pendapatan tambahan bagi Sri Lanka. 

Sekalipun pelabuhan itu jatuh ke tangan China namun Sri Lanka hingga kini masih tetap terlilit utang kepada China. 

Hal itu sempat dibahas di Parlemen Sri Lanka pada pertengahan tahun ini.

Sumber: viva.co.id

Halaman:

Komentar

Terpopuler