“Menyederhanakan portofolio kami dan mendorong produktivitas yang lebih besar akan memungkinkan kami untuk lebih membuka potensi bisnis ini, mendukung ambisi kami untuk memposisikan Unilever sebagai perusahaan barang konsumen terkemuka di dunia yang memberikan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan peningkatan profitabilitas,” kata Schumacher.
Investor Dukung Rencana PHK
Sebagai informasi sebelum melakukan perombakan selama tahun 2022 volume penjualannya Unilever dilaporkan turun 3,6 persen.
Namun pasca PHK dan perombakan bisnis diungkap Unilever, sejumlah aktivis investor dan anggota dewan dana Nelson Peltz serta pemegang saham Unilever Aviva menyambut baik rencana itu.
Respon positif ini bahkan mengangkat naik saham Unilever lebih dari 3 persen pada perdagangan Bursa Efek London, hingga menjadikannya saham dengan kenaikan tertinggi di FTSE 100.
“(Es krim) merupakan bisnis yang bergejolak dan juga bersifat dilutif dari sudut pandang margin, jadi menurut kami secara strategis hal ini masuk akal,” jelas Richard Saldanha, manajer portofolio di Aviva, pemegang saham terbesar ke-17 Unilever.
“Kabar baik bagi para pemegang saham mengenai divisi es krim karena hal ini telah menjadi hambatan bagi bisnis secara keseluruhan selama beberapa waktu, harga saham akan merespons hal tersebut pagi ini,” ujar Jack Martin, manajer portofolio di Oberon Investments, yang memiliki saham kecil di Unilever .
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Dapat Info dari KPK, Faisal Basri Sebut Bobby - Airlangga Terlibat Penyelundupan Nikel Rugikan Negara Ratusan Triliun
Robohkan Mimpi Jokowi dan Prabowo, IMF Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya 5,1 Persen
Anggaran Upacara HUT RI Bengkak, Jokowi Anggap Wajar
BREAKING NEWS: Harga BBM Pertamax Naik Jadi Rp 13.700 per Liter