Roy Suryo Dkk Pantang Mundur soal Ijazah, Dokter Tifa: Belum Cukup Jokowi Penjarakan Gus Nur?

- Kamis, 05 Juni 2025 | 16:50 WIB
Roy Suryo Dkk Pantang Mundur soal Ijazah, Dokter Tifa: Belum Cukup Jokowi Penjarakan Gus Nur?




POLHUKAM.ID - Polemik ijazah Mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), saat ini semakin pelik.


Sementara itu, dari kubu penuding ijazah Jokowi palsu kembali menegaskan bahwa mereka tidak takut jika nantinya berhadapan dengan hukum atau menjadi tersangka.


Mereka tetap kukuh sebagai pihak yang selalu mempertanyakan keaslian ijazah UGM Jokowi.


Diketahui, Jokowi sudah melaporkan para penuding ijazah palsu ke Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran berita bohong hingga pencemaran nama baik dan fitnah.


Salah satunya adalah Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal dengan nama Dokter Tifa.


Dokter Tifa adalah pakar Neuroscience Behaviour yang juga pegiat media sosial.


Lewat akun X resminya @DokterTifa yang bercentang biru, ia menegaskan bahwa dirinya bersama Rismon Sianipar dan Roy Suryo sama sekali tidak takut karena selama ini mempertanyakan keganjilan ijazah Jokowi, yang berujung dilaporkan ke polisi.


"Kalau kalian mengira kami takut, kalian salah besar! Kalau kami takut, maka Rismon Sianipar akan tetap di luar negeri, untuk tetap jadi Konsultan Digital Forensic Internasional dengan bayaran miliaran per tahun, keliling dunia dengan istri tercintanya, melanjutkan petulangan Travelling yang sangat menyenangkan, tanpa memikirkan carur marut gaduh dan jahatnya hukum di Indonesia," papar Dokter Tifa, Kamis (5/6/2025).


Ia juga menyematkan foto dirinya bersama Rismon Sianipar dan Roy Suryo mengenakan baju tahanan warna oranye dengan latar belakang sel tahanan, di narasi yang diposting di akun X-nya.


"Tetapi dia (Rismon) tergerak untuk pulang. Tergetar dengan sebuah keganjilan ijazah yang secara kebetulan dia temukan, skripsi aneh yang mengusik jiwa penelitinya, yang keduanya dia temukan di almamater yang sangat dia cintai," ujar Dokter Tifa.


"Kalau kami penakut, maka Roy Suryo, akan melanjutkan hobby fotografi dan penelitian telematika yang menjadi passionnya, sambil berkeliling dari kota ke kota dengan koleksi mobil-mobil tuanya yang legendaris," tambah Dokter Tifa.


"Tetapi dia tergelitik melihat ijazah dan berbagai foto-foto seseorang yang berserakan di internet. Kok aneh secara fotografi dan telematika, maka di sela-sela waktunya mengajar, fotografi, merawat mobil-mobil dan 20 ekor kucing-kucing eksotisnya, dan terperanjat ketika makin lama jejak kepalsuan dari dokumen dan foto-foto itu makin terbongkar dengan keahliannya," papar Dokter Tifa.


"Kalau kami takut, maka dr Tifa akan terus bajalang kasana kamari mengobservasi persoalan epidemiologi yang terjadi di lapangan, di desa desa, menulis dan berpikir dan merenung, dan membaca dan mensintesis, dan menganalisis segala sesuatu dengan rumus matematika, filosofi, sosiologi, histori, metafisika sambil melihat awan-awan di langit, larik-larik hujan, dan bulan dan bintang-bintang sambil bercengkerama dengan keluarga di kediamannya yang jauh dari riuh rendah," bebernya.


Namun kata Dokter Tifa, dokumen yang berisikan foto foto yang muncul di internet, yang tidak sinkron dengan karakter seseorang.


"Dan ketika anatomi, fisiologi, dan behavior semakin menunjukkan anomali dan pola yang tidak konsisten, semakin menarik fokusnya dan naluriya," ujarnya.


"Ketika hasil observasi kami bertemu di satu titik hipotesis yang sama, kami sangat heran dan cemas. Heran karena kami bertiga sebelumnya belum pernah bertemu belum pernah diskusi tetapi temuan kami menghasilkan hasil yang sama!" tambah Dokter Tifa.


Jangan jangan, kata Tifa, dokumen itu palsu?


'Maka pergilah kami ke UGM, tanggal 15 April 2025, tanpa janjian sebelumnya, dengan membawa niat ingin mendapatkan kejelasan, dan the rest is history," kata dia.


"Orang yang punya dokumen ganjil dan foto-foto yang sangat meragukan itu rupanya marah, dan merasa terhina-hina, meresa terendah-rendah," bebernya.


"Dan merasa perlu memenjarakan kami dengan melaporkan kami ke Polisi dengan pasal-pasal yang sangat berat hukumannya: 8 tahun dan 12 tahun. Seakan-akan tidak cukup dia memenjarakan Bambang Tri..seakan akan tidak cukup dia memenjarakan Gus Nur!," kata Dokter Tifa.


Sesungguhnya, menurut Dokter Tifa, jika hatinya tidak jahat dan kejam, ketika Bambang Tri dan Gus Nur bertanya tentang ijazah, tinggal dia tunjukkan saja ijazah, selesai!


"Seakan tidak cukup, ketika kami bertiga bertanya tentang ijazah, hatinya yang jahat dan kejam, ingin membungkam kami dengan memenjarakan kami! Apakah kami takut?" katanya.


"Kalian semua bisa melihat sendiri, kami terus melanjutkan penelitian kami tentang ijazah yang meragukan itu, tentang foto foto yang mencurigakan itu, dan kami terus sampaikan ke media dan tulisan dan karena kami sungguh ingin, rakyat semua tahu kebenaran, anak anak dan masa depan negara ini tak lagi berada dalam kabut keraguan yang menggelisahkan," beber Tifa.


Jadi, kata Dokter Tifa, orang orang picik dan kusam pikiran saja yang mengira mereka takut kalian bikin meme seperti ini!


"Penakut itu seperti kalian!. Yang hanya diam dan membisu. Yang keroyokan membully dan menista kami," kata Tifa.


"Tuhan tahu, apa yang di hati kami..kami hanya tidak mau gagal jadi manusia yang diberi otak cerdas oleh Allah, yang harus digunakan untuk berpikir dan memberi manfaat banyak Termasuk menguak kebenaran..walaupun penuh onak dan duri..walau pilu dan perih seperti sembilu," katanya.


"Kami hanya tidak mau menghadap Tuhan nanti dengan malu. Karena membiarkan kebohongan terpampang di depan mata dan kami hanya diam saja seperti batu!," kata Dokter Tifa.


👇👇



Sumber: Tribun

Komentar