Indonesia Diminta Lebih Aktif dalam Menyikapai Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya

- Selasa, 21 Juni 2022 | 12:20 WIB
Indonesia Diminta Lebih Aktif dalam Menyikapai Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya

“Bagaimana pun dalam hal ini ada kedaulatan bangsa yang dilanggar, selain menimbulkan banyak korban yang tak bersalah; anak-anak, para orang tua, dan sebagainya. Karena itu, perang ini harus secepatnya diakhiri,”kata Syafiq.

Mendesaknya upaya untuk mengakhiri perang juga dikemukakan pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie. Menurut pengajar Universitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung tersebut, perang di Ukraina kini telah berimbas ke banyak kawasan dan menghantam sisi ekonomi serta sosial. “Jadi, apapun yang bisa kita lakukan untuk segera mengakhiri perang tersebut, segeralah lakukan. Ini sudah sangat mendesak,” kata dia.  

Mantan Pimpinan Redaksi Majalah Tempo, Bambang Harimurty, melihat bahwa hubungan baik Indonesia dengan Ukraina telah terjalin lama, lebih dari 30 tahun. Pada hubungan tersebut, kata Bambang, banyak pihak yang melihat adanya semacam ‘utang’ Indonesia terhadap Ukraina, terutama berkaitan dengan dukungan dunia terhadap kemerdekaan Indonesia dari Belanda. 

Bambang menunjuk peristiwa 21 Januari 1946 manakala Perwakilan Tinggi Ukraina, Dmytro Manuilsky, dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan untuk memasukkan 'Masalah Indonesia' menjadi agenda di PBB. “Berkat usulan tersebut digelar sidang Dewan Keamanan PBB untuk membahas persoalan Indonesia yang menghasilkan pengakuan global terhadap Republik Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat,” kata Bambang. 

Bahkan, kata Bambang, tiga tahun kemudian yakni Januari 1949, manakala Indonesia diserang Belanda melalui Agresi Militer yang mereka sebut Aksi Polisional I dan II, kembali Dmytro Manuilsky mengecam Agresi Militer tersebut dalam forum PBB yang saat itu digelar di New Delhi, India.

“Maka inilah saatnya Indonesia membayar utang diplomasi tersebut, dengan membantu Ukraina yang tengah kesulitan karena kemerdekaannya direbut Rusia melalui invasi yang dimulai Februari lalu,” kata Bambang. Pekan lalu Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta menggelar malam peringatan 30 tahun hubungan Ukraina-Indonesia.

Pada acara yang semarak tersebut hadir Dirjen Amerika dan Eropa Kemlu, I Gede Ngurah Swajaya; sejumlah politisi aantar lain Meutya Hafid, Maya Rumantir dan Fadli Zon; para tokoh agama seperti Wakil Ketua Umum MUI,KH. Marsudi Syuhud; Sekum PP Muhammdiyah Prof Abdul Mu’ti; anggota PBNU Syafiq Ali; pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie, hingga tokoh-tokoh bisnis Indonesia-Ukraina. Dalam kegiatan peringatan 30 tahun hubungan Ukraina-Indonesia itu juga digelar pameran lukisan dan penggalangan dana bagi korban perang.

Sumber: m.republika.co.id

Halaman:

Komentar

Terpopuler