"Kami melakukan segalanya agar situasi di negara itu menjadi normal. “Kami berusaha membangun hubungan dengan kekuatan politik yang mengendalikan situasi" kata Putin di Dushanbe.
Pernyataan Putin muncul dalam pertemuan dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon. Kunjungan ini menjadi perjalanan pertama pemimpin Rusia ke luar negeri sejak awal konflik Ukraina.
Negara tuan rumah pangkalan militer Rusia ini memiliki perbatasan panjang dan keropos dengan Afghanistan. Wilayah ini selalu waspada bahwa radikalisme Islam bisa merembes ke negara itu.
"Kami bekerja dari premis bahwa semua kelompok etnis di Afghanistan, seperti yang telah dikatakan, harus berpartisipasi dengan baik dalam menjalankan negara,” kata Putin.
Rusia menunjuk penguasa Afghanistan saat ini sebagai kelompok teroris. Namun, Taliban memiliki perwakilan di Rusia dan sebuah delegasi menghadiri Forum Ekonomi Internasional St Petersburg baru-baru ini.
Usai kunjungan Tajikistan, Putin akan berada di ibu kota Turkmenistan Ashgabat pada Rabu (29/6/2022). Kunjungan ini untuk menghadiri pertemuan puncak para pemimpin negara-negara pesisir Laut Kaspia.
Sumber: m.republika.co.id
Artikel Terkait
5 Negara yang Menolak Membantu Padamkan Kebakaran Israel
Istana Presiden Suriah Diserang Israel
Belum Reda Kebakaran Dahsyat, Kini Israel Dilanda Badai Pasir
Mike Waltz Mundur, Trump Tunjuk Menlu Marco Rubio sebagai Penasihat Keamanan