"Kenaikan harga pangan memiliki dampak yang menghancurkan bagi mereka yang paling miskin dan paling rentan," kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
Totalnya akan mencakup 12 miliar dolar AS dalam proyek-proyek baru dan lebih dari 18 miliar dolar AS dana dari proyek-proyek terkait pangan dan gizi yang sudah ada yang telah disetujui tetapi belum dicairkan, kata bank tersebut.
"Untuk menginformasikan dan menstabilkan pasar, sangat penting bahwa negara-negara membuat pernyataan yang jelas sekarang tentang peningkatan produksi di masa depan sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina," imbuh Malpass.
Bank mengatakan proyek-proyek baru diharapkan untuk mendukung pertanian, perlindungan sosial untuk melindungi dampak dari harga pangan yang lebih tinggi pada orang miskin, dan proyek-proyek air dan irigasi.
Mayoritas sumber daya pergi ke Afrika dan Timur Tengah, Eropa Timur dan Asia Tengah, dan Asia Selatan.
Daerah-daerah ini termasuk yang paling terpukul oleh dampak perang di Ukraina terhadap pasokan biji-bijian. Negara-negara seperti Mesir sangat bergantung pada gandum Ukraina dan Rusia dan berebut pasokan karena Rusia telah memblokade ekspor pertanian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam dan telah memberlakukan pembatasan ekspor domestik.
Rencana Bank Dunia adalah komponen terbesar dari laporan Departemen Keuangan AS yang merangkum rencana aksi ketahanan pangan dari lembaga keuangan internasional yang dirilis pada Rabu (18/5/2022).
Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan berencana menyediakan 500 juta euro (523,50 juta dolar AS) untuk ketahanan pangan dan pembiayaan perdagangan untuk produk pertanian dan makanan, dari paket 2 miliar euro untuk Ukraina dan negara-negara tetangga yang terkena dampak perang, laporan Departemen Keuangan dikatakan. Ukraina akan mendapatkan 200 juta euro dan negara tetangga akan mendapatkan 300 juta euro.
Dana Moneter Internasional (IMF) akan memberikan dukungan pembiayaan melalui saluran normalnya, yang dibatasi oleh kepemilikan saham negara dan apakah utang mereka dianggap berkelanjutan.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Masuki Usia 90 Tahun, Dalai Lama Janji Bereinkarnasi setelah Wafat
PBB Rilis Daftar Penyokong Genosida Israel di Palestina, Ternyata Ada BP dan Chevron
Putra Netanyahu Diam-diam Ganti Nama, Takut Ditikam di Negeri Muslim!
Taipan AS Turunan Yahudi Siap Danai Lawan Calon Walikota Muslim New York