Komisaris Tinggi PBB akan Kunjungi Wilayah China yang Banyak Dihuni Muslim Uighur

- Kamis, 19 Mei 2022 | 18:00 WIB
Komisaris Tinggi PBB akan Kunjungi Wilayah China yang Banyak Dihuni Muslim Uighur

Kepada Radio Free Asia (RFA), salah seorang petugas kepolisian yang bekerja di Kashgar (dalam bahasa Cina, Kashi) mengatakan kepada RFA bahwa polisi menerima pemberitahuan khusus dari pemerintah tentang bagaimana mempersiapkan kunjungan Michelle Bachelet yang akan berlangsung bulan ini.

Polisi tersebut mengatakan dirinya adalah anggota Partai Komunis China yang mendapatkan tugas memainkan peran utama dalam menyebarkan pemberitahuan selama sesi studi politik dan menegakkan mandat China terhadap Muslim Uighur.

 “Sesi studi politik diadakan pada hari Rabu, dan pemberitahuan prefektur dan daerah otonom sedang dipelajari saat mereka tiba,” kata petugas kepolisian yang enggan disebutkan namana kepada RFA.

Meski tanggal kunjungan Michelle Bachelet ke China dan Xinjiang belum diumumkan, kelompok-kelompok hak asasi Uighur meminta Bachelet untuk mengunjungi wilayah Xinjiang dan merilis laporan yang terlambat tentang tuduhan penyiksaan, kerja paksa, dan pelanggaran hak berat lainnya yang terdokumentasi dengan baik terhadap penduduk setempat.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian beberapa waktu lalu mengatakan bahwa delegasi Komisaris Tinggi PBB pada akhir April 2022, telah tiba di Guangzhou di Provinsi Guangdong, China selatan, di mana mereka masih ditahan di karantina sebagai persyaratan wajib protokol kesehatan COVID-19, sebelum menuju ke Xinjiang.

Para pejabat setempat langsung mengeluarkan pemberitahuan yang melarang orang Uighur berbicara tentang “pendidikan ulang” atau kamp interniran, tetapi menambahkan bahwa jika topik itu muncul, mereka seharusnya hanya menyebutkan aspek-aspek positif dari pendidikan ulang, yaitu bahwa itu adalah jalan untuk menjalani kehidupan yang baik dan normal. 

Muslim Uighur telah diperingati untuk tidak berbicara secara spontan ketika tim PBB tiba dan mengajukan pertanyaan.

“Kami diberitahu untuk tidak berbicara tentang pendidikan ulang dan situasi saat ini, dan bahwa kami harus berbicara secara positif tentang kehidupan di sini,” jelas petugas polisi tersebut.

Para pejabat di Xinjiang telah mengeluarkan pemberitahuan yang memperingatkan warga di sana untuk tidak mengungkapkan apa yang disebut “rahasia negara,” termasuk satu arahan yang mengharuskan warga Uighur untuk tidak mengungkapkan informasi apa pun tentang kamp tersebut.

Dalam laporan RFA sebelumnya, pihak berwenang di Xinjiang mengatakan para pejabat China telah memperingatkan warga Uyghur untuk tidak membocorkan “rahasia negara” selama kunjungan Bachelet, tidak menerima panggilan dari nomor telepon yang tidak dikenal, dan tidak menjawab pertanyaan dari tim hak asasi manusia PBB tanpa persetujuan dari  pemerintah.

Pemberitahuan pemerintah lainnya tentang kunjungan kepala hak asasi manusia PBB ke Xinjiang yang baru-baru ini muncul di layanan jejaring sosial yang berfokus pada video China, Douyin, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai TikTok, adalah tentang mengatur ponsel agar tidak menerima panggilan internasional.  

Halaman:

Komentar