Untuk memecah kebuntuan, koalisi itu akhirnya memilih Noor Matha. Ia merupakan wakil dari Partai Prachachart, yang sebenarnya menyumbangkan suara terbilang kecil ketimbang partai lainnya di dalam koalisi.
“Saya akan menjalankan tugas ini dengan adil, dengan transparansi dalam mempertimbangkan usulan undang-undang dan petisi lainnya untuk meningkatkan kehidupan semua warga Thailand,” ujar Noor Matha.
Kini, Noor Matha tinggal menunggu keputusan raja. Namun, ia sudah harus menyusun strategi agar ketua partai Move Forward, Pita Limjaroenrat, dapat terpilih menjadi perdana menteri.
Saat ini, koalisi pemenang sudah merengkuh 312 kursi di parlemen. Namun, Limjaroenrat harus mengantongi setidaknya 376 suara parlemen agar dapat melenggang ke kantor PM Thailand.
Artinya, Noor Matha harus berhasil menarik 64 suara dari partai-partai rival mereka di parlemen. Mayoritas rival mereka datang dari kubu konservatif, yang kemungkinan bakal menentang agenda liberal koalisi Limjraroenrat.
“Partai itu dipandang sebagai musuh oleh banyak kubu konservatif. Yang tidak kita ketahui sekarang ini adalah Pheu Thai bakal pindah kubu atau tidak jika Pita Limjaroenrat gagal,” kata analis politik dari Universitas Ubon Ratchathani, Titipol Phakdeewanich.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak