Menanggapi serangan tersebut, Duta Besar Inggris untuk Georgia, Mark Clayton, mengatakan terkejut. Akibat aksi penoalakan ini, penyelenggaraan “Pekan Kebanggaan LGBT” di negara Kaukasus ini terpaksa dibatalkan.
Penyelenggara menuduh polisi tidak berusaha menghentikan pengunjuk rasa yang menerobos penjagaan dan menduduki situs tersebut. Pejabat pemerintah mengatakan terlalu banyak pengunjuk rasa untuk dihentikan polisi.
Presiden Georgia Salome Zurabishvili mengatakan partai Georgian Dream yang berkuasa gagal mengutuk para pengikutnya yang secara terbuka menghasut agresi terhadap aktivis LGBT.
Menteri Dalam Negeri Alexander Darakhvelidze, berpendapat bahwa wilayah yang luas itu sulit untuk diawasi polisi. “Ini area terbuka, peserta aksi berhasil melewati pengamanan dan mencari jalan lain untuk masuk ke area acara,” ujarnya kepada Reuters.
“Namun kami berhasil mengevakuasi peserta “Festival Kebanggaan” dan penyelenggara dari daerah tersebut, tidak ada yang dirugikan,” tambahnya.
Kedutaan Besar AS, UE, dan PBB mengutuk kekerasan tersebut dan meminta pemerintah untuk melindungi hak berkumpul, termasuk untuk orang-orang LGBT, dan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan “menghadapi keadilan”. []
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak