Belum lama ini, pemerintah Prancis melarang penggunaan abaya di sekolah. Menteri Pendidikan Gabriel Attal mengungkapkan busana yang dikenakan oleh sebagian perempuan Muslim itu melanggar hukum sekuler Prancis di bidang pendidikan.
“Tidak mungkin lagi mengenakan abaya di sekolah,” katanya.
Pakaian tersebut semakin banyak dikenakan di sekolah-sekolah, sehingga menyebabkan perpecahan politik di mana kelompok sayap kanan telah mendorong pelarangan tersebut, yang menurut kelompok kiri menilai hal tersebut melanggar kebebasan sipil. Ada laporan tentang semakin banyaknya penggunaan abaya di sekolah dan ketegangan di sekolah terkait masalah antara guru dan orang tua.
“Sekularisme berarti kebebasan untuk membebaskan diri melalui sekolah,” kata Attal, sambil menggambarkan abaya sebagai isyarat keagamaan, yang bertujuan untuk menguji perlawanan republik terhadap perlindungan sekuler yang harus dimiliki sekolah.
“Masuk ke kelas, tidak boleh bisa mengidentifikasi agama siswa hanya dengan melihatnya,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan komitmen terhadap prinsip sekularisme dalam sistem pendidikan negaranya. Sikap ini diambil menyusul pengumuman Menteri Pendidikan Prancis Gabriel Attal baru-baru ini tentang larangan pakaian keagamaan di sekolah-sekolah negeri, termasuk abaya, yang dikenakan oleh wanita Muslim.
“Sekolah di negara kami gratis dan wajib, namun bersifat sekuler. Karena kondisi itulah yang memungkinkan adanya kewarganegaraan. Oleh karena itu, simbol-simbol agama apapun tidak mempunyai tempat di dalamnya,” kata Macron.
Sumber: tvone
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak