“Saya bisa katakan kalau Indonesia mau kembali lagi beli pesawat Sukhoi … kami siap untuk pasok ke Indonesia, tentunya kalau ada keinginan dari Jakarta. Kami siap bernegosiasi tentang hal itu,” katanya saat memberi pengarahan pers bersama chargĂ© d’affaires atau kuasa usaha kedubes, Veronika Novoseltseva.
Ia sekilas membahas soal kontrak antara kedua negara yang diteken pada 2019. Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI saat itu berencana melakukan barter hasil perkebunan dengan 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35.
Kontrak perdagangan tersebut senilai US$ 1,14 miliar atau setara dengan Rp15,16 triliun (kurs Rp 13.300), menurut Kementerian Pertahanan. Menteri Pertahanan RI saat itu, Ryamizard Ryacudu, mengatakan telah menyelesaikan proses pembahasan dan tanda tangan kontrak, namun proses mandek di pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Dua tahun kemudian pada 2021, Kemendag mengatakan belum kunjung ada realisasi barter tersebut.
Baca Juga:
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS
Maxim berkata industri pertahanan Rusia kini bekerja “24 jam, 7 hari seminggu” untuk memproduksi alat-alat pertahanan. “Tentu tugas utama industri pertahanan adalah untuk pasokan angkatan bersenjata Rusia. Tapi kami juga siap memenuhi semua syarat yang kami punyai sebelumnya, kontrak-kontrak apa pun,” tuturnya.
Rusia sekarang memproduksi lebih banyak amunisi dari semua negara-negara di Eropa, menurut klaim pejabat pertahanan Rusia tersebut. “Kami bisa mandiri karena Rusia tidak masalah untuk kontrak ke luar negeri. Tugas utama adalah kepada angkatan bersenjata Rusia, tapi untuk negara-negara lain kami juga siap.”
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak