Permintaan ini dilakukan dalam upaya membantu menanggung lonjakan biaya produksi dalam budi daya buah tersebut.
Menurut sebuah laporan oleh Kedutaan Besar Filipina di Tokyo, harga bahan bakar dan pasokan pertanian mendorong banyak petani ke jurang kebangkrutan. Kondisi ini yang membuat pemerintah meminta konsumen Jepang untuk berbagi beban untuk pisang yang berkelanjutan.
"Tidak realistis dan tidak adil bagi petani pisang Filipina untuk mempertahankan status quo," kata Duta Besar Filipina untuk Jepang Jose C Laurel V.
Produsen telah bernegosiasi dengan pengecer Jepang dan perusahaan perdagangan mengenai harga yang akan lebih mahal. Namun, mereka diberitahu untuk menyampaikan kekhawatiran itu langsung kepada publik Jepang.
Harga pisang Filipina telah stabil selama tujuh tahun, tetapi lonjakan biaya produksi di tengah krisis Ukraina telah membuat margin saat ini tidak dapat dipertahankan.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak