Dia menambahkan, sejak 17 Juni lalu, kondisi udara di DKI yang berturut-turut paling berpolusi di dunia, tak sedikitpun mendapat perhatian dari Pemprov DKI atau Anies. Padahal, dia menerangkan jika polusi dan kualitas udara demikian berpotensi mengurangi angka harapan hidup warga DKI sekitar empat tahun.
“Ini lebih berbahaya dari AIDS dan penyakit lainnya,” tuturnya.
Dia mendesak Anies untuk mengatasi pencemaran udara tersebut, mengingat seluruh penduduk DKI dan seisi orang-orang di dalamnya terdampak kondisi tersebut. Gilbert menduga, ada data kenaikan kasus gangguan pernapasan di DKI Jakarta. Meski demikian, dirinya juga meminta semua pihak, termasuk warga bisa membantu hal itu dengan menggunakan kendaraan umum.
“Pemprov juga harus mengevaluasi kebijakan ganjil-genap yang diperluas hingga 26 jalur,” katanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi soal polutan DKI Jakarta yang kembali memburuk.
“Kami akan cek kembali, akan evaluasi, informasi itu tentu menjadi perhatian,” kata Riza.
Dia menambahkan, masalah udara yang kini dihadapi Jakarta memang karena pandemi yang sudah melandai. Kendaraan yang menyertai polusi, kata dia, menjadi normal kembali.
“Makanya menjadi perhatian kita,” tuturnya.
Ditanya penanganannya, Riza menyebut akan menggenjot berbagai program terkait pengurangan polusi udara Jakarta. Riza menampik program langit biru DKI Jakarta yang belum berhasil.
“Semua itu perlu waktu, semua program akan kita laksanakan,” tuturnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Geger, Iptu Rudiana Akui Vina Cirebon dan Eky Tewas Kecelakaan?
Pelaku Penyerangan Rombongan Kiai NU yang Bikin Banser Babak Belur Diburu Polisi
Ojol yang Ngaku Dijebak Polisi untuk Antar Sabu Mendadak Klarifikasi dan Minta Maaf
Polisi Tangkap Mantan Audrey Davis, Pemeran Pria di Kasus Video Syur, Sakit Hati Diputusin